Konten [Tampil]
Cita-citanya melampaui ukuran usianya. Terwujud oleh generasi yang hidup jauh di saat beliau meneriakannya, di kala palunya memukul batu ketika menggali parit. Perang Khandaq, menjadi bukti sejarah bagi kita. Bahwa kekuatan sebuah cita-cita bisa menembus masa. Siapakah dia? Rasulullah S A W.
Ia-lah insan yang bahkan di bawah tekanan telah memiliki cita-cita besar. Siapa yang tak membaca sejarah hidupnya yang penuh perjuangan. Keadaan sulit seakan menjadi kawan. Hinaan, celaan bahkan penyiksaan orang-orang dan lingkungan tak pernah henti. Namun semua itu tak sedikitpun menggoyahkan cita-cita mulianya. Menegakkan kalimat Allah di penjuru bumi. Mengajak seluruh umat manusia menyembah Tuhan yang satu, Allah.
"Ah, ...itu kan di zaman Rasulullah dulu!" Celetuk kalian.
Eits, coba lihat sekitarmu. Bisa jadi Sobat Hamim punya kisah-kisah manusia-manusia keren di sekitar kalian. Hanya saja kita kurang peka. Akibatnya kita terkunkung dengan pikiran kerdil untuk berkembang.
Coba baca kisah para pahlawan nasional kita, seperti Bung Tomo, Ki Hajar Dewantara, Pangeran Dipenegoro, Kartini, dan masih banyak lagi deh!
Masih merasa tidak kekinian?
Oke, coba kamu tengok sekililingmu dan berinteraksilah dengan para pedagang sayur, tukang asongan, secara tidak langsung mereka itu sejatinya punya mimpi teman. Hanya saja tidak dituliskan.
Nah, bagaimana dengan kita? Masih muda, ada kesempatan, terbuka peluang untuk bisa melakukan lebih.
Hanya saja...mager.
Nah lho. Yuks deh ikuti langkah praktis bikin resolusi mudah dan practicable di bawah ini.
Refleksi Diri Yuks!
Setengah tahun pandemi telah memporak-porandakan berbagai lini. Tak hanya satu, dua orang terdampak. Mulai dari bisnis besar, kelas menengah bahkan buruh harian paling terpukul karena pandemi ini. Situasinya begitu sulit. Seakan tak mudah menemukan peluang.
Celahnya terlalu kecil. Mungkin salah satu dari sekian itu adalah kamu. Bisa jadi! Namun hidup harus terus berjalan bukan? Kita tak pernah tahu kapan virus ini sirna. Kapan vaksin ditemukan dengan segera? Akan tetapi roda kehidupan harus terus berputar. Masa depan masih panjang. Akankah kita terpenjara oleh kondisi seperti ini?
Banyak hal berubah sejak wabah ini mendunia. Tatanan kehidupan menjadi lebih cepat berevolusi. Banyak hal tak bisa kita kendalikan. Teringat akan kebijakan di bidang pendidikan. Keluhan akan Ujian Nasional akhirnya terloloskan untuk ditiadakan. Tetapi wabah ini membuatnya menjadi lebih cepat diterapkan. Siapa yang menduga?
Begitulah, tak ada yang bisa meraba takdir. Tak ada yang bisa menerawang masa depan. Namun bukan berarti kita menyerah dan pasrah tanpa ikhtiar. Sekali lagi, belajar dari Perang Khandaq. Kala itu, kondisi umat muslimpun sedang mengalami paceklik. Sedangkan perlengkapan, persiapan dan jumlah pasukan yang ada tak sebanding dengan lawan. Suatu tantangan yang tak terduga. Kemenangan seakan jauh dari bayangan karena keadaan.
Banyak hal berubah sejak wabah ini mendunia. Tatanan kehidupan menjadi lebih cepat berevolusi. Banyak hal tak bisa kita kendalikan. Teringat akan kebijakan di bidang pendidikan. Keluhan akan Ujian Nasional akhirnya terloloskan untuk ditiadakan. Tetapi wabah ini membuatnya menjadi lebih cepat diterapkan. Siapa yang menduga?
Begitulah, tak ada yang bisa meraba takdir. Tak ada yang bisa menerawang masa depan. Namun bukan berarti kita menyerah dan pasrah tanpa ikhtiar. Sekali lagi, belajar dari Perang Khandaq. Kala itu, kondisi umat muslimpun sedang mengalami paceklik. Sedangkan perlengkapan, persiapan dan jumlah pasukan yang ada tak sebanding dengan lawan. Suatu tantangan yang tak terduga. Kemenangan seakan jauh dari bayangan karena keadaan.
Heroiknya, tantangan inilah yang membuat Salman tampil dengan segala potensinya. Menggali parit menghadapi siasat musuh. Menang tanpa peperangan. Biidznillah! Apa hikmahnya? Kadang keadaan sulit dan terjepit seperti inilah yang membuat kita mengeluarkan semua potensi terdalam yang kita punya.
Atau kita belajar dari kesulitan yang dihadapi pangeran Diponegoro. Dengan keterbatasan fisiknya karena penyakit, ternyata beliau bisa mencata sebuah sejarah perlawanan menghadapi musuh di era penjajahan dulu.
Nah, serupa meski tak sama. Dengan kondisi saat ini, pandemi tak boleh menjadi penghalang kita untuk menggapai impian. Ikhtiar harus terus dijalankan. Tugas kita adalah memaksimalkan kemampuan yang Allah berikan pada diri kita. Merubah tantangan menjadi peluang. Apalagi jika kamu adalah generasi milenial! Mengambil peran di era digital.
Merdekankan dirimu, merdekakan mimpimu! Ragamu bisa saja terpenjara di rumah saja. Tapi pikiranmu jangan! Kecanggihan teknologi adalah sumbangan terbesar dari perkembangan ilmu pengetahuan. Manfaatkan!
Seharusnya kita belajar dari mereka yang berkarya di balik jeruji melawan keterbatasan. Fisiknya mungkin terasingkan namun ide dan pemikiran mereka tidak. Karyanya lahir dari rahim penjara. Sebut saja Ibnu Taimiyah, Sayyid Qutb, Buya Hamka dan sederetan nama yang lainnya. Keadaan tak mengurung cita-cita besar mereka.
Kini, giliran kalian! Perubahan akan selalu ada, tantangn zaman akan terus menggoda. Inilah keniscayaan bahwa inilah ujian dari sebuah perwujudan cita-cita. Percayalah bahwa pandemi ini akan segera kita lewati. Bukankah itu ada dalam firman-Nya, bahwa DIA tak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya..
Musuh terbesar dalam perwujudan sebuah cita-cita adalah rasa malas, kebiasan buruk dan putus asa dalam diri kita.
Waktunya memutus belenggu yang membuat kita tak bergerak maju. Baik itu masa lalu, cibiran orang, keadaan yang berubah tak terduga.
Jangan Menyerah dan Bergeraklah!
Kitalah yang menentukan jalan hidup diri kita. Keadaan akan terus berjalan menggilas mereka yang tak pandai berdampingan dengan keadaan. Jangan menyerah!
Kita memang tak bisa memutar arah angin namun kita mampu membelokkan arah layar kita. Ke arah manakah perahu kita melaju. Karena setiap orang berhak merdeka menjadi apa yang dia inginkan.. Asal tetap berada di jalur syariat dan taat. Inilah momentumnya, luruskan niat. Tulislah resolusi hidupmu yang akan menjadi sejarah sepanjang peradaban. Resolusi di tengah pandemi.
Langkah Praktis Membuat Resolusi Mudah
Langkah -langkah merumuskan resolusi di tengah pandemi :
● Niat yang lurus.
Niat itu ibarat ruh atas tergeraknya amal. Begitulah hadist Rasul menyebutkan. Maka, jadikan niat sebagai hamba terbaik-Nya. Inilah yang akan menjaga agar kita senantiasa mengharap keridloan Allah.
● Temukan " strong why" dari cita-citamu
"Strong why?". Alasan, latar belakang, motivasi yang harus kamu temukan. Ini yang akan membangkitkan semangatmu. Menjagamu agar terus bergerak saat putus asa , lelah dan menyerah menghampiri.● Rumuskan visi besar
Visi akan menspesifikkan niatmu. Agar lebih terarah. Inilah cita-cita. Target yang akan kau capai dan wujudkan. Buatlah visi yang memang sejalur dengan potensimu. Jangan biarkan gengsi, ego atau omongan orang di sekitar kita mempengaruhi tiap langkah yang kita ambil. Inilah sebuah kemerdekaan sejak dalam pikiran. Namun tetap realistis. Sebaiknya, kita punya alasan kuat agar setiap keputusan yang kita buat mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan.
● Fokus
Totalitas. Kita tidak bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Ibarat hitungan matematika, hasil dari setengah dikali bilangan positif berapapun tak akan lebih besar dari angka satu dikali bilangan positif lainnya. Fokuslah untuk meraih cita-citamu. Akan ada banyak godaan disepanjang perjalanan mewujudkan cita-cita. Inilah saatnya menjadi jiwa yang merdeka. Jangan terpengaruh, fokus!
● Eksekusi
Impian akan sekedar menjadi khayalan jika tak ada tindakan. Berencana bukan sekedar bermimpi, Maka, eksekusi adalah sebuah perwujudan nyata kata-kata. Tulis cita-citamu dan wujudkan. Buatlah list, terjadwal dan terukur.
● Evaluasi
Buatlah penghargaan atas sekecil apapun keberhasilan yang kita buat. Tegaslah pada kelalaian akibat dari kebiasaan atau karakter buruk yang belum berubah. Namun tetap beri ruang penerimaan yang baik dari setiap target yang belum tercapai. Itulah fungsi evaluasi. Mengoptimalkan fungsi hasil. Mempertahakan dan meniingkatan yang baik serta memperbaiki yang masih buruk atau belum tercapai.
● Berdoa
Belajar dari sepanjang sejarah orang-orang sholeh terdahulu. Kedekatan kepada Sang Khaliq adalah kunci terbesar mereka. Pada hakikatnya kita tidak akan benar-benar menjadi manusia yang merdeka. Karena kita sejatinya terikat pada penghambaan. Hamba dari Allah yang Maha Esa.Bahagia itu diciptakan.
Bukan karena banyaknya uang, tingginya kekuasaan atau luasnya tempat tinggal. Tapi kebahagiaan itu ada pada hati, jiwa dan pikiran yang merdeka.
Merdeka dalam mewujudkan cita-cita, memilih dan menentukan setiap sikap dan perbuatan. Merdeka dari hambatan yang mengkerdilkan impian, melemahkan keyakinan dan menurunkan potensi diri.
Merdeka dari perasaan menyerah sebelum melangkah, putus asa tanpa mecoba. Namun merdeka adalah suasana semangat hidup yang penuh optimis, penuh harapan dan penghambaan atas dasar iman.
Nah, sudah siap untuk mempraktikan langkah mudah membuat resoluai hidup? Yuks sambut tahun baru dengan kebaikan-kebaikan yuks!
Baca ini di akhir 2022 nih, tulisan yang sangat membangun semangat untuk menyongsong tahun 2023!
BalasHapusBanyak mimpi yang ingin diraih, tapi rasanya waktu tak cukup. Sepertinya perlu menegakkan komitmen dan konsistensi.
Semangat terus Mbak Hamim!
Setuju bahwa komitmen dan konsisten adalah kuncinya ya.. Dan sy sering kesulitan utk konsisten, mungkin itulah penyebab utama sering gagal nya resolusi sy..hehe.. Trmksh sharingnya yaa..
BalasHapusWah, senangnya baca ini kayak denger pidato mbaaak! Berapi api dan bikin aku jadi tersulut untuk segera buat RESOLUSI 2023
BalasHapusya emang sih resolusinya sebagian tercapai sebagian engga, tapi kan kalau udah dibuat kayak ada "panduan hidup" gitu
Wooh aku jadi berkaca-kaca bacanya. Memang benar ya Mbak, terkadang karena kepepet, kita jadi memaksimalkan potensi yg ada pada diri kita. Cuma satu masalahnya, MAGER!
BalasHapusBtw, aku udah follow blognya Mbak, Hamim. Kalau tidak keberatan, folbek ya Mbak
Berapa tahun belakangan ini udah gak pernah tulis resolusi lagi karena merasa resolusi tahun lalu aja belum terwujud, sudahlah gak usah nambah lagi, mending selesaiin yang ada aja dulu nanti yang lain nyusul.
BalasHapusTapi baca tulisan dari Mbak jadi semangat lagi nih buat resolusi 2023. Yang poin strong why ini nih yang beneran perlu digali lagi.
Komitmen dab konsisten ini nih yang termahal. Makanya jadi perlu juga rajin ikuti tantangan, buat melatih dua hal tersebut dan minimal belajar untuk rutin mempertanggung-jawabkan pilihan serta keputusan sendiri.
BalasHapusBismillah, InsyaAllah tahun 2023 bisa jauh lebih baik dari tahun ini. Aamiin ya Allah
Setuju banget sih, aku juga selalu membuat resolusi atau terobosan untuk diri sendiri di masa depan setiap hari, setiap bulan, sampai setiap tahunnya agar bisa melihat perkembangan diri sendiri. Tentu harus diawali dengan niat dalam diri juga untuk mewujudkannya
BalasHapusMembuat resolusi (baik) berarti kita merencanakan hal baik untuk hidup kita. Ada usaha, seberapa pun kerasnya, harus dilakukan, dan yang jangan pernah ketinggalan adalah doa. Karena Allah SWT sebaik-baik pembuat rencana. Semoga setiap cita baik Allah kabulkan.
BalasHapusResolusi yang ada kayanya bener kudu ada strong why yang mendorong kita melakukan hal lebih baik, lebih konsisten dan lebih gercep lagi.
BalasHapusAku seneng banget sama nih.. abis baca tulisan kak Hamim, jadi lebih termotivasi.
Uda siap-siap ama diary baru dan tentu kudu mulai merancang resolusi baru, setidaknya untuk jangka pendek dulu.
Yoosshh!
Hwaitiiing~