Konten [Tampil]
Aktivitas Pramembaca: Mengenal Huruf dengan Cara Menyenangkan
Kakak dan adik sedang asyik membaca buku |
Memiliki anak usia pra sekolah yakni 3-5 tahun membuatku perlu memutar otak. Pasalnya, sebagai seorang yang pernah terjun di dunia pendidikan. Tuntutan kurikulum pendidikan yang membuat anak harus mencapai kompetensi tertentu perlu usaha keras. Namun di usia golden age-nya sekarang, memaksanya belajar ala anak sekolahan tentu bukan hal yang manusiawi menurutku. Karena dunianya adalah dunia bermain.
Nah, berawal dari kegalauan inilah kemudian muncul ide yang mensinkronkan dua kebutuhan tersebut. Bermain tapi juga belajar. Dua manfaat yang bisa dilakukan dalam satu waktu. Karena sejatinya dalam bermain anak belajar.
Ada banyak manfaat saat anak bermain. Selain mengasah kemampuan motorik dan sensoriknya, banyak aspek tumbuh kembang yang secara tidak langsung diperoleh. Seperti kemampuan kognitif, bahasa, emosi dan interaksi sosialnya.
Dewasa ini masuk sekolah tingkat dasar pada umumnya menggunakan tes masuk. Dalam rangka mengetahui kondisi dan kemampuan anak. Sehingga pihak sekolah memiliki data kondisi anak. Sebenarnya hal ini cukup bermanfaat agar sekolah bisa memberikan penanganan dan pelayan terbaik untuk peserta didiknya. Salah satu serangkaian tes tersebut adalah calistung (baca-tulis-hitung). Meski tidak semua sekolah melakukannya. Menurutku, membuat anak bisa membaca dan menulis sebelum masuk sekolah dasar baik juga.
Sebelum anak memiliki kemampuan serta minat baca dan tulis yang baik. Ada satu tahap yang sebenarnya tidak boleh terlewatkan. Apa itu? Tahap pramembaca dan pramenulis. Tahap ini sering terlewat karena mayoritas orang tua berpikir bahwa anak akan bisa membaca dan menulis setelah belajar hal tersebut di sekolah. Sayangnya, anggapan inilah yang kelak menjadikan anak cepat bosan dan jenuh ketika sekolah.
Mengantisipasi munculnya hal-hal tersebut terjadi. Maka lahirlah ide-ide kreatif agar anak mencintai belajar semenyenangkan bermain. Langkah pertama sebelum anak bisa membaca dan menulis tentunya mengenal huruf terlebih dahulu.
Nah, bagaimana cara anak mengenal huruf?
Ada beberapa cara menyenangkan yang kami lakukan bersama. Yakni:
1. Menyanyi
Menyanyi adalah aktivitas bermain yang disukai anak bahkan sejak bayi. Mendengarkan suara orang tua mereka, melihat mimik muka dan menikmati nada membuat anak terangsang untuk menirukan. Hal ini tentu baik jika kita mau mengenalkan huruf pada anak melalui menyanyi. Contohnya lagu a, b, c, d , e, f, g dst.. pakai nada lagu yang bisa diaransemen dari lagu yang mom atau anak suka.
2. Mengenal huruf melalui contoh benda
Di usia balita, anak belajar dari benda konkret. Maka mengenalkan huruf dari benda-benda di sekitar mereka, memudahkannya menghafal huruf.
Contoh:
Mengenal huruf P.
Bahan : ada dua air mineral gelas transparan.
Sediakan gambar pohon, gambar buah pir, huruf P kapital yang terdiri dari garis tegak dan melengkung.
Cara mainnya, anak menempelkan gambar pohom dan garis tegak pada gelas mineral pertama di sisi berlainan. Sedang gambar buah pir dan lengung di gelas mineral kedua dengan posisi berlainan juga.
Gelas satu dimasukkan ke gelas dua. Kemudian mintalah anak memutar gelas tersebut hingga saling berpautan menjadi huruf P untuk garis tegak dan lengkung. Dan pohon dengan buah pir di sisi yang lain. Jadi deh, P untuk pohon dan pir.
Menyenangkan bukan?
3. Bermain huruf dengan playdough
Playdough adalah bahan yang lunak dan mudah dibentuk. Playdough biasanya dijual bebas namun bisa juga membuatnya sendiri menggunakan tepung, air, garam dan perwarna makanan.
Nah, selanjutnya kita bisa membuat huruf di kertas hvs atau semacamnya dengan playdough tersebut.
Contohnya, huruf B untuk bunga.
Kita tuliskan dulu huruf B lalu kita minta anak membentuk huruf B dengan playdough yang mereka punya. Tak hanya menghafal huruf melainkan juga memahami bentuk dari huruf tersebut. Asyik bukan?
4. Belajar dari biji
Tak hanya mengasah morotik halus dan sensorik anak. Biji-bijian juga menarik jika digunakan sebagai media mengenal huruf. Bagaimana caranya?
Pertama, menulis huruf di biji yang disebar di kertas hvs atau nampan. Bahannya sediakan beras berwarna. Beras bisa diwarnai dengan pewarna makanan. Boleh dua atau lebih warnanya. Makin banyak makin menarik. Lalu beras tersebut ditabur berurutan dihvs yang disediakan. Kemudian anak bisa mencontoh menuliskan huruf menggunakan jari mereka di biji-bijian tersebut. Pramembaca dan pramenulis terlewati semua deh!
Kedua, kegiatan mengayak huruf. Nah, bahannya lebih sederhana. Hanya biji apapun asal kecil. Seperti beras, kacang hijau, ketan, dsb; kertas hvs atau nampan; doble tape dan gunting.
Caranya, tempel doble tapa membentuk huruf yang diinginkan. Sebar biji-bjian lalu diayak atau goyangkan hingga biji-bijiannya menempel ke sisi doble tape yang telah ada. Kemudian akan terlihat kolase biji membentuk huruf. Serukan!
5. Kubus huruf
Bagi anak yang aktif. Pilihan kubus huruf ini sangat tepat karena ada lompat dan loncatnya. Wah bagaimana ya cara mainnya?
Bahan : kertas/kardus untuk membuat kubus. Huruf-huruf yang ingin dipelajari jumlahnya berpasangan. Misal buatlah dua huruf A, dua huruf E, dua huruf I, dst.
Satu huruf yang berpasangan tadi ditempel ke kubus. Huruf yang lain ditempel ke lantai, hingga membentuk semacam permainan engklek. Setelah itu, ajak anak melempar dadu dari kubus kardus. Anak diminta melompat ke huruf yang terlihat pada lemparan dadu. Asyik bukan!
6. Mewarnai huruf
Melatih konsentrasi anak sejak dini salah satunya dengan mewarnai. Akan tetapi kegiatan mewarnai kali ini beda. Lebih menantang yakni menggunaka semprotan atau kuas. Bagaimana ya? Sediakan plester atau doble tape. Kertas hvs, gunting, cat warna atau pewarna makanan dan wadah semprotan.
Jika menggunakan semprotan, isi semprotan dengan pewarna makanan atau cat yang telah dilarutkan air. Bentuk huruf yang diingin di kertas hvs. Lalu semprotkan pada kertas tersebut dalam kondisi doble tape/plester belum dilepas. Setelah disemprot ke permukaan hvs lalu buka plester/hvsnya. Maka terlihat bentuk hurufnya. Pun dengan menggunakan kuas atau sikat, sapulan cat warna di kertas hvs yang ada hingga memenuhi seluruh bagian kertas lalu lepas plester/doble tapenya. Maka terlihat huruf dari bekas plester yang ditempel. Seru dan menyenangkan!
7. Biasakan interaksi dengan buku
Menumbuhkan minat baca sejatinya lebih penting dari kemampuan membaca itu sendiri. Karena dengan memunculkan kemauan anak membaca secara mandiri maka akan menjadi habits bagi dia di masa mendatang. Hal ini tidak bisa instan, perlu pembiasaan yang dicontohkan oleh orang tua di rumah. Sediakan buku sesuai usia mereka, letakkan buku di area terjangkau sehingga memudahkan anak melihat lalu membukanya, dan sediakan waktu untuk membaca bersama dengan metode read a loud. Kebersamaan ini akan membangun kedekatan antara orang tua dan anak. Satu kali merengkuh dayunh dua tiga pulau terlampaui. Nah, seru bukan!
Alhamdulillah, dari ketujuh akrivitas di atas membuat si kakak (anak saya yang berusia tiga tahun) sudah bisa hafal dan mengenal bentuk huruf di usianya sekarang. Bahkan dia bisa memperhatikan perbedaan huruf A yang mirip V dibalik. M mirip W dibalik. Tak jarang kadang saat menemukan benda-benda tertentu dia akan menyerupakannya dengan huruf-huruf yang dia pelajari. Seperti, roda sepeda berbentuk lingkaran seperti O. Dan masih banyak lagi yang kadang sayapun tak menyangka bisa mengimajinasikannya.
Wah, hebat ya!
Kata Einsten, imagination is more important than knowledge. Dan ini dialami oleh anak-anak kita di usia bermainnya. Jadi, jangan berpikir bermain bagi anak hal buang waktu ya. Karena dalam bermain anak belajar. Yuks, semangat membersamai ananda tumbuh optimal dengan bermain!
Dan lagi, sebagai ibu baru penting untuk belajar lebih banyak tentang ilmu parenting maupun hal-hal berkaitan tumbuh kembang anak. Dalam hal ini saya mengikuti dan install app https://id.theasianparent.com/ . Tak hanya menemukan banyak ilmu berkaitan parenting namun juga pernikahan, kehamilan, bayi, dsb. Sayapun menggunakan aplikasi The Asian Parents dalam memantau tumbuh kembang anak saya sehingga memudahkan saya mengetahui kebutuhannya termasuk nutri, stimulasi dan hal-hal yang menunjukkan kekhawatiran saat milestone tak tercapai. Bersama The Asian Parents membuat saya lebih tenang dalam menjalani peran sebagai orang tua yang harus belajar lagi dan lagi.
Selamat belajar menjadi parents terbaik versi kita untuk buah hati!
Maasyallah, cobtentnya keren mbaa, ndaging banget. Sumur ilmu ini mah. Barakallah mbak hamim
BalasHapusMasya Alloh, alhamdulillah. Sering2 mampir ya.. makin semnagat nih nulisnya. . Suka kalo bermanfaat
HapusSemangat Bunda dan Kakak :)
BalasHapus