Konten [Tampil]
Seperti Bunda Helvy Tiana Rosa, Bunda Sinta Yudisia, Anis Matta, Ustadz Rachmat Abdullah, Ummu Hamas (Ibunda Hamas Syahid), serta tokoh-tokoh keren di masa Rasulullah baik sahabat maupun sahabiyahnya.
Namun ada satu sosok yang tak terbantahkan, ku kagumi diam-diam bahkan hingga sekarang. Kehadirannya selalu membawa senyum buatku. Alasan aku berjuang sejauh ini.
Apakah ia sangat istimewa? Aku jawab iya.
Apakah ia memiliki banyak kelebihan? Tentu.
Apakah ia pernah membuat sejarah hebat? Buat aku pasti.
Ia adalah pahlawan yang bekerja dalam diam. Tak ingin menonjol namun paling berperan menunjang kesuksesan orang di sekitarnya.
Siapakah dia?
Kami memanggilnya mamak. Perempuan yang banyak berkorban untuk kami. Perempuan hebat yang tak kenal lelah memikirkan kami. Beliaulah perempuan hebat di mataku, serta kelima anaknya yang lain.
Mengapa mamak tampak hebat dan inspiratif buatku?
7 Alasan yang membuat aku mengindolakan mamak;
1. Kesederhanaannya
Beliau orang yang sederhana. Terlepas dari jenjang pendidikan yang memang tak tinggi. Tak memiliki wawasan luas. Tapi jiwa sederhananya membuat sosok beliau sangat bersahaja di mata kami. Tak hanya aku, anak kandungnya.
Para tetanggapun segan kepada mamak. Beliau tak suka bergosip. Lebih banyak menghindar. Tak suka pamer apalagi tentang hal-hal yang bisa beliau pamerkan. Aku belajar dari beliau tentang arti sederhana. Cukup.
2. Jiwa lapangnya
18 tahun menghabiskan waktu nyaris hanya rumah, sekolah, dan warung. Sebagai seorang anak perantau atau pendatang. Mamak adalah orang yang mau berlapang dada atas apa yang beliau dapatkan. Mendapat suami yang cukup memiliki kharakter keras. Mamak adalah perempuan yang super sabar buat aku.
Ketaatannya pada suami, berbaktinya pada orang tua, serta sikap qonaah yang beliau tunjukkan membuat kami belajar arti "hidup jangan berlebihan".
Tak hanya itu, saat ada orang yang mungkin pernah menyakiti. Beliau tak banyak menggubris. Rasa humornya yang mudah mencairkan suasana membuatnya nyaris tak pernah menyimpan dendam.
"Biar saja apa kata orang yang tak suka kita, yang penting jangan berhenti berbuat baik," kata mamak santai menasihati kami.
3. Pekerja keras
Sebagai anak pemilik banyak tambak dengan warisan yang cukup semasa kecil membuat mamak nyaris tak mengenal hidup susah. Namun hidupnya berubah setelah menyandang status sebagai istri.
Sikap pasangan yang ingin mandiri didukung penuh olehnya. Konsekuensinya tentu sebagai keluarga baru harus berjuang memenuhi kebutuhan mereka. Singkat cerita, akhirnya mamak bekerja sebagai pedagang di tanah rantau. Belajar dari awal hingga akhirnya memiliki pelanggan setia untuk dagangannya.
Aku adalah saksi hidup tentang kerja keras mamak. Bangun paling pagi dan tidur paling malam. Diantara semua saudaranya, bisa dibilang beliau adalah orang yang paling tidak banyak memiliki aset secara materi. Namun paling berhasil mengantarkan anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi.
Tentu hal ini adalah atas kerja keras dan semangat juang yang ada dalam diri beliau. Mengharap agar kelak anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik dari beliaunya.
4. Kepeduliannya
"Buat apa bawang itu mamak?" kataku melihat beberapa wadah yang berisi bumbu dapur yang beraneka ragam. Ternyata itu adalah cara mamak berbagi. Jadi beliau akan memilah bumbu dapur yang beliau beli. Sebagian di simpan sebagian lagi digunakan untuk kebutuhan memasak atau berdagang.
Lalu?
Bahan dapur yang tadi disimpan sedikit-sedikit maka lama-lama menjadi bukit. Selanjutnya, bumbu-bumbu itu dikirimkan ke tanah kelahirannya. Dibagikan ke beberapa sanak saudara yang memang kondisinya jauh dari pasar pun tak cukup memiliki uang untuk belanja berlebihan.
Jadi, berbagi dengan cara seperti ini. Selain tak memberatkan buat beliau tapi menyenangkan buat yang dikasih.
Pemikiran yang sederhana fullfaedah. Tak banyak tapi ketulusannya berbagi begitu menyentuh. Tak mudah lho berbagi namun kita sendiri dalam kondisi tak sepenuhnya bekecukupan. Yup!
5. Cinta dan Kasih Sayangnya
Ah jangan ditanya ya, kasih ibu sepanjang masa. Aku rasa inilah yang aku rasakan. Tapi lebih dari itu aku merasakan hidup bersama mamak. Menjadi orang tua tanpa menuntut.
Setinggi apapun kami mencari ilmu, bekerja apapun kami, sebesar apapun penghasilan kami. Beliau nyaris tak pernah bertanya. Hanya mendoakan dan melihat kami dari jauh.
Mungkin beberapa kalian mendengar, "Kamu harus jadi ini, punya gaji segitu, dan tuntutan yang lain".
Nah, mamak sederhana sekali. Aku teringat dengan sosok nenek Seo Dalmi dalam cerita drama korea Strat Up yang sempat booming. Ingat tidak apa yang disampaikan nenek kepada Han Ji Pyeong, "Jangan temui aku jika kamu sukses. Tapi jika kamu dalam kondisi sulit maka datanglah padaku."
Duh!
Gak banyakkan menemukan orang macam ini. Tapi di dunia nyata aku bertemu dengannya. Meski tak persis sama tapi aku merasakan begitulah sikap mamak yang aku rasakan selama ini.
6. Semangat belajar
Nah ini nih, mamak tipe pembelajar yang baik. Beliau tak memandang dari siapa beliau belajar. Bahkan sering kali aku yang muda sok-sok ngasih tahu gini lho gitu lho.
Apa reaksi beliau?
Mendengarkan dan mengaplikasikan semampu yang beliau bisa. Sadar bahwa ilmu itu harus dicari sampai kapanpun. Mamak selalu bersemangat hadir di majelis ilmu. Pun saat ada kajian atau ilmu baru yang menambah pemahaman yang baik.
Ah, dikau begitu sederhana perempuan inspiratifku.
7. Apa adanya dan berani mengakui kekurangan
Seringkali aku melihat kebanyakan orang itu berlomba-lomba menunjukan apa yang menjadi kelebihannya. Bahkan jungkir balik nutupi apa yang menjadi titik lemahnya, sebutlah kekurangannya.
Nah, berbeda dengan mamak. Beliau tak segan menunjukkan tampilan apa adanya baik secara fisik maupun sikap. Tak hanya itu, kesadaran beliau akan kekurangan yang beliau miliki tak membuatnya malu. Seperti berasal dari desa yang hidup di kota, tak sekolah hingga jenjang tertinggi, gak bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan banyak kekurangan lain. Akan tetapi, beliau tak malu dan menjadikannya motivasi. Motivasi menjadi lebih baik. Sehingga tak perlu sakit hati atas pencapaian orang lain.
Sesederhana itu.
Jauh sebelum kampanye selflove , aku menemukan itu dalam kepribadian mamak. Masya Allah.
Love you mamak.
Tak tergantikan sosokmu dalam hidupku!
Ku ingin selalu memelukmu ♡
Posting Komentar
Posting Komentar