Hai Sobat Hamim!
Masih betah dengerin ceritaku kan hehehe.
Kalian penasaran gak sih kok diriku semangat banget kampanye read aloud.
Yup!
Sebab aku baru saja lulus jadi trainer lho dari sebuah training yang aku ikuti sebulan lalu. Menariknya lagi, di training tersebut aku juga mendapat hadiah menarik sebagai peserta terpilih.
Ohho, pengalaman training of trainer yang berkesan buat aku. Training apaan sih? Yuhui, training of trainer read aloud bisa juga disingkat dengan TOT RA.
Cuss deh kita mulai cerita-cerita!
Tentang Training of Trainer (TOT) Read Aloud (RA)
Taraa! Aku akan menjabarkan seputar TOT RA ya, siapa tahu ada yang berminat ikutan bisa menjadikan pengalamanku ini bekal ikut TOT RA di kota kalian.
Apa itu TOT RA
Berawal dari keprihatinan akan rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Rosie Setiawan selaku salah satu founder Reading Bugs dan Read Aloud Indonesia menulis sebuah buku berjudul Membacakan Nyaring. Selain itu, perempuan yang tergabung dalam Satgas Literasi Sekolah ini kerap menjadi pemateri utama di TOT RA.
Nah, salah satu upaya yang dilakukan oleh Rosie Setiawan adalah mendukung cabang RA di kota manapun untuk mengadakan Training of Trainer Read Aloud dalam rangka melahirkan trainer-trainer baru membacakan nyaring.
Setidaknya, sebagai trainer di rumahnya. Melalui TOT RA, peserta terbangun kesadarannya bahwa membaca nyaring itu menyenangkan kemudian menularkan ke orang di sekitarnya.
Alhamdulillah, aku sudah mengenal TOT di awal tahun saat mengikuti program #21hari read aloud bersama Lest Read. Sayangnya saat itu aku asal baca tanpa ilmu hehehe. Membaca nyaringnya sepemahamanku saja.
Dan di bulan Juli 2021 lalu, aku meluangkan waktu untuk ikut training of trainer yang diselenggarakan oleh Depokmembacanyaring. Jauh ya? Hahaha.
Kapan TOT dilaksanakan?
Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi memang memberikan banyak dampak di segala sisi kehidupan. Namun, aku memandang sisi positif dari pandemi ini adalah kesadaran manusia akan kebersihan, menjaga kesehatan, percepatan digitalisasi di banyak lini, bermunculan ide kreatif meski di rumah saja, dan menjamurnya event-event online.
Nah, event online ini bisa lebih luas cakupannya. Melintasi jarak yang berkilo-kilo. Sama halnya dengan TOT RA ini. Sebelum pandemi TOT RA dilaksanakan secara offline. Sebagaimana training biasanya. Bahkan, TOT biasanya hanya dilakukan sekali atau dua kali dalam setahun.
Di kesempatan online, TOT RA bisa dilakukan beberapa dalam jangka waktu yang pendek. Seperti TOT RA yang diadakan oleh Depok Membaca Nyaring yang aku ikuti adalah batch 2. Wah, karena banyaknya yang antusias untuk ikut nih.
Memang untuk pesertanya terbatas, Bu Rosie selaku pemateri tunggal memberikan batas maksimal 25 peserta di setiap sesi training. Pun dengan TOT yang aku ikuti.
Meski demikian, training yang dilakukan setiap akhir pekan selama tiga pekan berturut-turut itu sangat asyik, santai, dan penuh dengan inspirasi. Daging bangetlah! Bulan lalu aku dapat jadwal di tanggal 4, 11, dan 18 Juli 2021.
Waktu dua jam tak terasa karena keseruan menikmati materi dan tenggelam dalam diskusi. Bahkan jika tidak dipotong bisa berlarut-larut hehehe. Biasanya zoom dilakukan pukul 10.00-12.00 waktu setempat.
Bagaimana Pengalaman Training of Trainer Read Aloud Yang Berkesan Buat Aku
Nah sampai pada ceritaku ya, bagaimana training of trainer jika dilakukan secara online. Umumnya sih sama seperti webinar. Kita mendengarkan materi lalu di akhir sesi diberi waktu untuk bertanya dan berdiskusi.
Rangkaian Acara Yang Unik
Uniknya, sebelum TOT RA berlangsung. Panitia dari Depokmembacanyaring mengundang para peserta untuk gabung dalam wa grup. Di dalam WAG tersebut informasi seputar TOT RA dibagikan.
Termasuk rundown acaranya, penugasanya, serta info yang lain. Senangnya jika online begini kita bisa saling kenal dari berbagai daerah dan selanjutnya jika berkenan antar anggota bisa saling lanjut deh silaturahminya.
Tak hanya itu, sebelum ikut training pun kami peserta diharapkan sudah memiliki dan membaca dua buku wajib. Wah buku apa itu? Buku The Read Aloud Handbook karya Jim trelease dan buku Membacakan Nyaring karya Bu Roosie.
Mengapa kok harus punya dan sudah baca?
Sebab di awal pertemuan full selama dua jam digunakan untuk membedah kedua buku itu. Asyiknya tuh, meski pembawaan Bu Roosie yang kalem tidak membuat kami bosan. Tetap menarik sebab penyajian bedah bukunya dibuat tabel dan diberi keterangan halaman.
Ditambah lagi, beliau sudah membuat poin-poin dari isi di halaman atau bab tertentu. Nah, kan jadinya nih meski kita belum baca tidak perlu khawatir. Sebab kita akan mudah memahami materi yang disampaikan.
Tapi saranku, sebaiknya baca dulu deh! Jujur aku nyesel belum baca tuntas bukunya waktu itu.
Buku The Read Aloud Handbook baru bab tertentu yang aku baca. Buku karya Bu Rosie aku lahap hanya dalam waktu beberapa hari saja setelah TOT RA. Ringan dan asyik bukunya! Duh kenapa gak kemarin-kemarin membacanya!
Karena tak sekedar teori, bukunya sangat aplikatif banget! Pun dengan trainingnya, di pertemuan kedua pemateri full membahas tentang metode membaca nyaring kemudian mempraktikannya.
Di sesi terakhir, yakni pertemuan ketiga gantian kami peserta yang mengajukan diri berani tampil praktik membuat KTS (Kajian Teks Sederhana) lalu membaca nyaring.
Luarbiasa!
Di sesi ini aku sok-sokan banget nawarin diri haha.
Tapi aku senang sih, sebab bisa disaksikan langsung oleh Bu Roosie saat membacakan nyaring. Diberi komentar dan tentu masukan hahaha.
Ditutup dengan Tindak Lanjut
Di sesi paling akhir, Bu Roosie menekankan kembali kepada peserta tentang bagaimana tindak lanjut setelah selesai mengikuti training ini?
Beliau menanyai satu persatu peserta dan memberikan arahan jika diperlukan. Aku teringat satu peserta senior yang tampaknya beliau sudah menerapkan literasi sejak dini pada anak-anaknya.
Dan hal tersebut berdampak besar pada anaknya ketika tumbuh hingga dewasa. Meskipun kala itu, si peserta senior belum tahu ala iti read aloud.
Bu Rosie mendorong beliau ini untuk membuat training pula atau berbagi pengalaman bersama para orang tua yang lain. Ah, aku merasa bersyukur sekali dengan pengalaman training of trainer yang berkesan ini. Gak capek meski di Depok hahaha.
Kritik yang membangun
Oh ya, lucunya lagi. Karena meski daftar paling akhir untuk praktik read aloud tapi karena yang lain belum siap jadi aku yang tampil perdana. Jujur aku grogi donkz.
Alhamdulillah, saat itu aku memilih cerita dari buku digital Lets Read. Nah, ada saat praktik tiba-tiba si sulung datang. Auto gak jadi pura-pura dan akhirnya membacakan nyaring beneran.
Ada kosakata menggulung yaitu Trenggiling menggulung. Saat itu si kakak tiba-tiba tanya, "Menggulung?" Aku reflek memberikan jawaban iya kayak bola itu kak, kataku. Hahaha.
Ternyata aku diberi saran bahwa menggulung itu bukan bola tapi bisa kertas. Dan masukan bahwa harus hati-hati saat memberikan penjelasan khususnya bab konsep ke anak.
Ah, benar-benar pengalaman berharga buat aku deh!
Hadiah tak terduga
Hal kesekian yang membahagiakan adalah munculnya namaku dalam deretan nama yang terpilih memperoleh hadiah dari sponsor. Oh ya, TOT RA ini juga menggandeng beberapa komunitas atau instansi untuk menjadi sponsor. Di TOT RA Depok disponsori oleh Kelas Ketjil dan RBO (Rumah Buku Orangtua).
Awalnya aku tak paham. Ini hadiah apa?
Karena aku tidak ikut challenge membuat KTS yang dibagikan ke media sosial. Baru berencana tapi belum eksekusi. Aku hanya membuat ekspres H-3 jam sebelum acara hahaa
Ternyata eh ternyata, selama sesi 1 dan 2 memang dipilih peserta paling aktif pilihan panitia. Tampaknya antusiasku belajar membuat hati para panitia terketuk hahaha. Alhamdulillah, rezeki anak salih. Padahal aku pikir terlalu cerewet karena banyak bertanya.
Nah, jadi itulah pengalaman yang aku dapat selama mengikuti read aloud yang diadakan oleh depokmembacanyaring. Dapat ilmu, wawasan baru, teman baru, pengalaman baru, dan bonus hadiah. Masya Allah.
Inilah kusebut pengalaman training of trainer yang berkesan buatku. Niatnya cuma ingin belajar ilmunya. Sebab sepekan setelah training aku diminta jadi pemateri di salah satu komunitas tentang read aloud hahaha.
Ya baiklah!
Sekarang sudah PD mau ngisi dimana aja. Alhamdulillah, sudah punya ilmu untuk disebarluaskan!
Mau juga dong mba di infoin kalau ada training lagi..
BalasHapusPingin ikutan juga nih^^
Kemarin SBY mbak ngadain udah jalan sesi ke 2..coba ikuti akun RAI mbak.
HapusCiyeee dapet hadiah hehehe. Seru ya mba. Aku pingin ikut juga semoga soon pas dah ga banyak deadine hehe ;)
BalasHapusYuk yak yuk...pasti mkin kece mbk wid nih
HapusWah sepertinya seruu mba...jadi pingin ikutan ne...
BalasHapusYuk yak yuks ikut aja di RA di kota domisili atau kalo online gini mah bisa dmana aja asal lagi ngadain mbak
HapusIni menarik, kepengen ikutan dong
BalasHapusWah bunda... bakal seru tuh. Solae kmrin aku ada yg ibu2 paruh baya anaknya pada sekolah besar2
HapusDari Training of trainer langsung jadi trainer nih mb. Keren, ekspress expression ya. Hehe
BalasHapusMasya Allah Barokalloh mbak. Semoga ilmunya bisa jadi amal jariyah mbak. Upaya kecil untuk literasi kita
HapusWah seru nih, pengin ikut deh kalau nanti sudah lebih longgar waktunya. Selamat ya Kak Hamim. Semoga ilmunya bermanfaat
BalasHapusAlhamdulillah. Akhirnya mampir juga y kak hehehe.
HapusAamiin ya Robbal'alamin.
Semangat!
Ahaaa, bisa nih kita kolab mb. Kebetulan ak jg sdh certified. Hehe
BalasHapusKita banyak samanya ya mb. Haha
Oh ya kah. Hayukslahkapan? Heheheh
HapusAku suka komunitasnya. Bisa menyebarkan semangat membaca untuk para ibu lalu ke anak2nya, semoga nyala lentera literasi semakin bersinar di bumi Indonesia.
BalasHapusAamiin aamiin iya mbak Rindang. Semoga begitu yaaa
HapusSelamat ya Bunda🥳... dan ternyata Read A Loud itu baik untuk perkembangan si kecil ya, Bun❤🥰
BalasHapusTernyata ada trainernya juga? Kirain sekedar bacain buku tapi ternyata lebih dalam lagi ya?
BalasHapusSeru juga TOT-nya. Dan memang read A loud adalah proses belajar dengan menjalankan hal sekaligus. Skill mendengar dan berbicara.
BalasHapusBagus juga nih, kalau diterapkan juga di cabang-cabang FLP sebagai keterampilan literasi tambahan
BalasHapusAlhamdulillah, kami sering membaca nyaring dengan anak dan anak juga suka baca nyaring sudah jadi rutinitas di rumah
BalasHapusseru juga ya ada pelatihan membaca nyaring, pasti makin seru membaca buku bersama anak-anak ya.
BalasHapusselamat ya mbak! aku kalo di dunia literasi baca tulis cuma tergolong pegiat, tapi belum penggiat. hehe
BalasHapus