=Hamimeha

Cara Mudah Menulis Cerita Anak

20 komentar
Konten [Tampil]
cara mudah menulis cerita anak

Hai hai Sobat Hamim, lama kali rasanya aku tak sharing seputar tulis menulis. Padahal kadang-kadang mengakunya jadi penulis ya hihihi.

Oke karena aku lagi nostalgia catatan lama aku mau berbagi bagaimana cara mudah menulis cerita anak.

Dulu aku pikir menulis cerita itu tekniknya sama, baik untuk sasaran usia dewasa maupun dewasa. Yang aku pahami pokoknya kalau menulis cerita anak maka isinya seputar anak-anak. Ohoo, ternyata tidak semudah itu ferguso!

Tantangan saat menulis cerita anak sedang penulisnya adalah orang dewasa adalah jebakan menulis cerita dari sudut pandang orang dewasa. Alih-alih menuliskan cerita anak jadinya kita sedang menjebak diri seolah berada di dunia anak.

Wah, bisa dibayangkan gak kalau ada cerita anak tapi gaya mikirnya orang dewasa? Jelas tak menarik apalagi jika kata-katanya bukan anak-anak banget!

Nah, kesempatan kali ini aku mau sharing bagaimana cara mudah menulis cerita anak agar Sobat Hamim yang sudah memiliki anak bisa membuat cerita sendiri. Asyikkan?

Yuks simak sampai bawah lalu praktik ya!

Seputar Cerita Anak

Seringkali kita menganggap bahwa semua tulisan pada umumnya sama. Apalagi jika itu tulisan fiksi. Yakni berasal dari imajinasi penulis. Unsur tulisan pun tak jauh beda dari satu jenis cerita dengan yang lainnya.

Eits, ternyata tak sesederhana itu! Oke perlu tahu apa perbedaan mendasar dari mereka.

Perbedaan Novel, Cerpen, dan Cernak

Sama halnya dengan bercerita, mendongeng, dan berkisah. Umumnya orang berpikir mereka adalah aktivitas yang sama, sebenarnya tak salah tapi kurang tepat.
perbedaan novel cerpen dan cernak
Nah, serupa dengan anggapan tentang novel, cerpen, dan cernak. Oke kita bahas satu persatu definisinya ya Sobat Hamim!

Menurut KBBI, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Biasanya kita mengenal novel itu cerita dalam satu buku. Terdiri banyak tokoh dan berisi berbagai konflik. Biasanya kita mengidentikan novel dengan sasaran pembaca dewasa. Padahal novel juga ada lho namanya novel anak. Udah tahu belum?

Sedangkan definisi cerpen masih menurut KBBI, cerpen adalah sastra kisahan pendek atau kurang dari 10 ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.

Seringkali kita mendengar istilah cerpen adalah tulisan yang berupa cerita dan habis dalam sekali duduk. Dulu aku sering membaca cerpen di sisi tertentu koran. Panjang cerita cerpen biasanya 500-5000 kata. Tokohnya terbatas dan konfliknya cenderung tunggal. Makanya pendek.

Nah, bagaimana dengan cernak?

Cernak atau cerita anak, tidak ada akan ditemukan dalam KBBI kata cernak. Sebab cernak adalah salah satu karya sastra anak.

Dilansir dari laman online gramedia.com menyebutkan sastra anak sendiri adalah karya sastra yang ditulis sebagai bacaan untuk anak, yang mana isinya sesuai tingkat perkembangan intelektual serta emosi anak. Cerita anak bisa digunakan sebagai hiburan maupun untuk memberikan anak pendidikan moral.

Wow, saat aku mulai terjun menulis tentang cerita anak ternyata ada banyak sekali hal-hal baru aku ketahui di dunia kepenulisan. Cerita anak ada banyak jenisnya, bisa berupa novel atau cerita pendek. Lebih detail lagi ada cerita bergambar serta buku yang disesuaikan tahapan usia anak.

Ternyata saat bicara cernak jadi terasa lebih komplek dari menulis cerita untuk dewasa ya hehehe

Jenis-Jenis Cerita Anak

Masih dari gramedia.com, definisi cerita anak menurut Rampan dalam Subyantoro (2007:10), cerita anak merupakan cerita sederhana namun kompleks. Kesederhanaan tersebut ditandai dengan syarat wacana baku serta kualitas yang tinggi, akan tetapi tidak rumit atau ruwet, sehingga lebih komunikatif.
Cerita anak adalah cerita yang harus menceritakan tentang kehidupan anak-anak dengan semua aspek yang mempengaruhi.
Wah, kehidupan dunia anak dengan semua aspeknya. Jujur inilah tantangan menulis cernak. Eits tapi jangan kecil hati sebelum mencoba. Sebab membuat cernak itu bikin ketagihan. Apalagi jika cerita yang kita buat dinikmati anak kita sendiri hihihi.

Oke kita berlanjut pada jenis-jenis cerita anak atau bisa kita sebut genrenya.

Ada beberapa jenis cerita anak berdasarkan isinya:
Jenis-jenis cerita anak
1. Cerita jenaka atau humor

Karena ada kata jenaka, maka bisa kita tebak isinya adalah cerita anak yang menghibur, isinya mampu membuat pembaca atau orang yang mendengarnya tertawa bisa jadi sejak pemilihan judul, tokohnya, dan alur ceritanya.

2. Cerita Misteri

Wah, kalau ini Sobat Hamim tentu sudah bisa menebak juga kan ya? Eits, ingat tapi ini kategori anak-anak hehe.

Jika genrenya misteri bisa jadi isinya adalah yang membuat anak penasaran. Umumnya tentang petualangan, memecahkan teka-teki, atau hal-hal yang memacu adrenalin saat membacanya.

3. Futuristik

Ini adalah cerita anak yang biasanya sih berisi fiksi realistis. Misalnya tentang kehidupan sehari-hari namun biasanya juga kekhasnya futuristik ini menceritakan tentang daya khayal tentang masa depan di saat teknologi di Bumi sudah semakin canggih atau justru sudah berubah sepenuhnya.

4. Drama

Wah, jangan auto mikir drama korea ya hihihi. Biasanya lebih ke kehidupan sehari-hari. Tema ini seringkali diangkat sebab dalam cerita ingin menyuguhkan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada anak.

5. Fantasi

Oke, ini khasnya anak-anak banget ya. Jadi inget cerita peri, kurcaci, dan cerita fabel. Nah, jika kita ngomongin fantasi maka jelas sekali ini adalah dunia imajinasi ya.

Cerita tak nyata yang nama tokohnya tidak ada di dunia realita. Kalaupun ada seperti fabel, namun mana ada cerita fabel yang melakukan aktifitas seperti layaknya manusia hehehe.

Berdasarkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia namun pelaku dari cerita diperankan oleh binatang. Di dalam cerita fabel selalu mempunyai pendidikan budi pekerti dan moral. Fabel merupakan salah satu cerita yang paling digemari oleh anak-anak. Alasan utamanya adalah karena cerita ini yang menampilkan binatang menjadi tokoh utama.

Wah banyak ya ternyata jenis cerita anak. Biasanya cerita anak disesuaikan dengan usianya. Cerita anak usia 7 tahun tidak sama dengan anak usia 10 tahun hal ini dipengaruhi oleh kemampuan membaca dan berpikir anak.

Cara Mudah Menulis Cerita Anak

Sampailah kita di sini ya Sobat Hamim!

Cara mudah menulis cerita anak yang pertama kali adalah menentukan sasaran dulu deh. Ini penting agar kita tahu siapa pembaca kita. Nah baru deh kita cara dan menggali idenya.

Temukan idenya

Wow, pasalnya ide ini bertebaran lho dimana-mana. Apalagi jika mau menulis cerita anak. Sebagai orang tua baru buatku tingkah laku anak-anak membuat kita jadi sumber inspirasi menulis. Seperti blog ini hihihi.

Tapi aku mau membagikan kok cara menemukan ide menulis cerita anak. Darimana sumber ide menulis cerita anak?
Sumber ide

a. Membaca

Kata seorang teman membaca itu ibarat mengisi teko sedang menulis seperti menuang isi tekonya.

Nah, jadi jika mau menulis cerita anak cobalah membaca banyak referensi tentang buku anak dengan berbagai genre cerita.

b. Kenangan masa kecil

Ops! Siapa yang tak melewati masa kanak-kanak. Semua tentu pernah ada di fase itu, maka kenangan masa kecil kita bisa jadi sumber ide cerita lho!

c. Cerita orang lain

Ohho, orang lain ini bisa dari cerita orang dewasa atau anak-anak kita. Ehm, biasanya sih kalau kita terinspirasi dari orang lain kita butuh mengkonfirmasi ke mereka.

Aku pun pernah menulis fabel yang terinspirasi dari kebiasaan anakku yang suka bermain tapi sering kali lupa waktu. Harapanku cerita ini akan menjadi saranaku mengajarkan ke dia bahwa kalau bermain itu ada waktunya.

Enaknya nulis cerita itu alih-alih untuk kepentingan kita sebenarnya bertujuan menegur anak tanpa merasa digurui.

d. Nonton film dan Berita

Jika kita biasanya mengenal istilah film adaptasi yang diangkat dari sebuah novel. Nah, menulis cerita anak bisa juga idenya dari nonton film atau melihat berita hihihi.

Misalnya berita yang melaporkan maraknya kasus penculikkan anak. Maka kita bisa mengangkat tema ini untuk dijadikan ide cerita kita. Dalam rangka mengingatkan anak-anak agar hati-hati saat bertemu orang asing.

Dan masih banyak lagi sih sumber ide menulis cerita anak. Sekarang poinnya adalah teknik menulis ceritanya.
Pahami unsur dalam cerita anak

Sebelum lanjut menulis cerita anak setelah menemukan ide. Ada baiknya kita kenali dulu unsur-unsur dalam menulis cerita anak yuks:

Unsur-Unsur Menulis Cerita

Unsur cerita

1. Tema / ide

Tema adalah ide besar apa yang ingin kita sampaikan dalam cerita kita. Umumnya untuk tema cenderung hal-hal yang mengandung penanaman nilai-nilai.

Dalam pemilihan tema ini biasanya kita sekaligus menentukan siapakan sasaran pembaca kita. Hal ini akan memudahkan kita untuk menentukan pilihan tokoh yang sesuai.

2. Penokohan

Untuk penokohan Sobat Hamim bisa menentukan menggunakan tokoh manusia, hewan, atau objek lain dalam bentuk personifikasi manusia.

3. Latar atau setting

Latar atau setting menunjukkan menunjukkan lokasi atau dimana dan kapan cerita terjadi, serta keadaan masyarakat tempat dimana tokoh berada dan peristiwa terjadi.

4. Alur

Alur lebih familiar dengan jalan cerita. Nah, memang benar. Mengutip di lama gramedia.com bahwa Sudjiman (1987:29) menyatakan bahwa alur merupakan peristiwa diurutkan sehingga dapat membangun sebuah cerita.

Alur dalam teks cerita akan berhubungan dengan segala hal seperti peristiwa, konflik, klimaks hingga bagaimana cerita itu selesai.

5. Sudut pandang

Biasanya jika kita membaca sebuah cerita ada yang menggunakan tokoh aku, dalam hal ini si penulis berperan seakan-akan ini cerita dia.

Sedang ada pula yang menggunakan sudut pandang orang ketiga, "dia". Artinya penulis seakan mengisahkan kembali cerita tersebut. Padahal bisa jadi itu cerita yang dia alami sendiri.
Dikutip dari laman gramedia.com lagi disebutkan menurut Nurgiyanto (2005:284), sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan oleh penulis atau pengarang cerita sebagai sarana untuk penampilan tokoh, tindakan serta peristiwa yang membentuk cerita pada pembaca.
Alhamdulillah, lima poin di atas adalah unsur-unsur dalam menulis cerita anak. Secara umum unsur-unsur ini sama baik dewasa maupun anak-anak.

Oke kita praktik!

Praktikan cara mudah menulis cerita anak

Yeay! Sudah siap praktik kah Sobat Hamim. Aku sarankan saat membaca ulasan ini sambil membawa bolpoin dan kertas. Agar Sobat Hamim sekalian praktik langsung hihihi.
Praktik Cara mudah menulis cerita anak
Pertama, Tentukan tema dan sasaran pembaca kita.

Aku ambil contoh tema "Mencintai Lingkungan". Ide cerita ini berasal dari kebiasaan anakku yang masih suka membuang sampah sembarang. Dan agak sulit jika diingatkan. Kebetulan juga si kakak suka makan pisang. Nah, saat menentukan tema kita juga bisa langsung memilih judul cerita yang menarik.

Kedua, Tentukan siapa tokohnya dan namanya siapa?

Sekali lagi aku ingatkan ya Sobat Hamim. Karena ini anggaplah cerpen yang berupa cerita anak. Maka tokohnya yang dekat dengan dunia mereka dan jangan terlalu banyak.

Ketiga, Dengan siapa dan dimana?

Sederhananya ini kita menentukan tokoh di luar tokoh utama dan menentukan latar. Apa yang diinginkan si tokoh dalam ceritanya.

Keempat, Biasanya apa yang diinginkan si tokoh akan menjadi konflik dalam cerita.

Kelima, Mengapa tokoh menginginkan hal tersebut.

Keenam, Apa saja tantangannya

Poin 5 dan 6 akan mengantarkan kita menciptakan alur menuju klimaks.

Ketujuh,  Klimaks

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata klimaks adalah puncak dari suatu hal, kejadian, keadaan dan sebagainya yang berkembang secara berangsur-angsur. Contoh: peringatan hari sumpah pemuda akan diakhiri dengan suatu klimaks kegiatan pada akhir bulan oktober.

Nah bisa membayangkan apa itu klimaks dalam cerita? Biasanya sih klimaks itu bikin pembaca deg-degan dan jika sebuah cerita sudah pada klimaksnya artinya menuju akhir cerita

Kedelapan, Ending cerita

Ending cerita bisa kita buat ending terbuka maupun tertutup. Pun bisa ditutup dengan ending yang menyenangkan ataupun sedih. Umumnya cerita anak Indonesia happy ending hehehe. Kalau ending terbuka seperti apa?

Ending terbuka artinya cerita meninggalkan kesan kepada pembaca untuk membuat anggapan sendiri atas akhir cerita.
Biasanya terlihat menggantung. Tapi ending terbuka ini membuat anak menjadi lebih kritis dalam imajinasinya memahami sebuah cerita. Sedang ending yang tertutup ditunjukkan secara lugas akhir ceritanya.

Misalnya kisah putri dan pangeran yang sering kita dengar. Putri dan pangerah akhirnya hidup bahagia selamanya di istana mereka.

Tamat.

Hahaha jika kita belajar dari drakor its oke not tobe oke kita belajar dari penulis Ko yang dikisahkan adalah penulis buku anak terkenal.

Kita amati buku-bukunya penuh makna meski hanya berisi sedikit kata dan penuh ilustrasi. Jika kita telisik lagi, ceritanya agak berat haha namun ternyata malah banyak yang suka.

Buktinya bukunya disebutkan laris di pasaran. Apakah ceritanya selalu berakhir bahagia? Jawabannya nyaris buku-bukunya bercerita pengalaman pahitnya di masa kecil.

Aku berpikir dibanding menulis cerita anak, mengarang cerpen dewasa jauh lebih mudah. Sebab memang itu adalah dunia kita orang dewasa. Sedangkan menulis cerita anak maka kita sebisa mungkin memposisikan berada di peran mereka. Usia mereka dunia mereka.

Wah, gimana gitu kan ya?

Tapi tenang saja, melalui cara mudah menulis cerita anak yang aku tulis ini Sobat Hamim bisa menjadi penulis cerita anak ala-ala. Dan hasil tulisan itu bisa dibacakan minimal ke anak kita.

Apakah selesai sampai di sini? Ohoo belum.

Langkah setelah cerita ditulis

Jangan berhenti dan cepat puas ya Sobat Hamim.

Setelah naskah jadi. Bersiap jadi editor. Ayo Cek lagi tulisan kita. Apakah sudah sesuai dengan penulisan yang benar, meski tidak benar-benar mengikuti kaidah penulisan ejaan yang benar setidaknya minim typo.

Biasanya, kesalahan penulis pemula dalam menuliskan kata kutip pada dialog. Tanda titik dan koma setelah dialog, menulis imbuhan, awalan dan perpindahan antar paragraf. Untuk itu, banyak latihan dan membaca cerita anak
Self editing

Sedangkan untuk self editing ini ada tips yang bisa Sobat Hamim terapkan yakni:

1. Bacakan nyaring cerita kita

2. Mintalah anak, teman, pasangan, atau orang sekitar menjadi pendengar

3. Mintalah komentari dari para pembaca atau pendengar cerita kita

4. Cek ulang, ejaannya, tanda baca, pilihan kata dan bahasa

5. Periksalah ulang alur cerita, namun disarankan untuk tidak terlalu banyak mengubah alur cerita saat mengecek ulang. Agar cerita yang dibuat tidak mengalami perubahan terlalu banyak.

6. Pastikan dalam cerita kita mengandung pesan kebaikan.

Nah setelah selesai dengan self editing. Sobat Hamim jangan takut menerima kritik dan saran untuk perbaikan dari orang lain ya. Sebab kita menulis untuk pembaca buka untuk diri kita sendiri.

Alhamdulillah, siap mencoba ya Sobat Hamim semua. Tuntas mengulas cara mudah menulis cerita anak deh. Semoga bermanfaat dan dipraktikkan kapan saja.

Semangat berkarya jadi penulis cerita anak ala-ala!
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

20 komentar

  1. Pas bgt nih mba hamim, aku sbnrnya lebih tertarik nulis cernak tpi ternyata lebih sulit yaa..
    Boleh donk mba diinfo klo ada kelas menulis cernak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi ada mbak..yang jadi mentor kang ali. Coba aku ntar loatin fliyernya ya

      Hapus
  2. Woah lengkap banget Mom ulasannya, pengen banget sebenernya bikin cerita anak, tapi kok ngerasa belum pantes :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah buat pribadi aja mbak.. hehee ntar dibacakan ke anaknya ntar lak ketagihan hihi

      Hapus
  3. wahhh... ini narasumber yang markotop... copaslah ke otak Bunda

    BalasHapus
  4. Masyaallah keren
    Super lengkap banget ini pembahasannya. Jujur pengen banget bisa nulis cerita anak. Penasaran deh pengen nyoba juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk bisa yuks, kita ndak bisa karena belum mencoba jadi hayusklah coba dulu

      Hapus
  5. Wah nampaknya menarik sekali menulis cerita anak untuk dibacakan ke anak sendiri, tantangan juga sih memberikan pesan moral ke anak-anak secara langsung. Kalau lewat cerita biasanya akan mudah diterima anak-anak. semoga bisa praktek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betl kah pada dasarnya setiap orang suka jika dibacain cerita apaplgi jika itu berkaitan dengan kehiudpan sehari hari anak maka akan lebih kerasa wah ini mirip dneganku hehehe

      Hapus
  6. Pada kenyataanya malah lebih susah menulis cernak daripada cerpen atau novel. Kenapa? Karena kita harus paham gaya bahasa anak, sudut pandang anak. Dan itu ngga mudah. Harus banyak baca buku cerita anak juga. Saya juga lagi proses bikin antologi cernak nih. Hehe. Emang menantang banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah selamat kak,..
      iya memnag tantanganny adalah kita sudah dewasa ingin menulis cerita anak hal yang dikhawatirkan adalah pemikiran orang dewasa yang terperangkap dalam cerita anak ya hehe

      Hapus
  7. Aku pingin banget bikin buku anak dimana aku nulis sendiri dan mengilustrasikannya sendiri. Mimpi dulu bisa kali ya wkwkwk soalnya ga mudah bikin cerna meski terlihat simple tp biasanya tersirat banyak insight dan makna untuk si anak yg baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. mimpiny agratis mbak mewujudkannya yang mahal hahahaa hayukslah bisa mbak wid mah kece

      Hapus
  8. Menurutku sih malah jauuuuh lebih sulit bikin cernak daripada novel atau cerpen. Kudu ada di pov-nya si bocah ya kak. Apalagi kalau buat yg lajang kayak aku, belum pengalamaaaan huhu makin sulit nih bikin cernak

    BalasHapus
  9. Ternyata menulis cerita anak tak semudah yg kita bayangkan ya mbk. Benar benar harus menguasai sudut pandang seorang anak.

    BalasHapus
  10. Bagus banget nih tipsnya bisa dipraktekkan untuk saya. Coba ah

    BalasHapus
  11. mba hamimm ayo dong ditunggu bikin cerita anaknya hehehe. NAnti aku jadi pembeli setia. Sukaa sama story tellingnya mba hamim <3

    BalasHapus
  12. Duh nulis cerita biasa aja kesusahan, apalagi cerita buat anak, wkwk. Aku bacain aja aah, mbak Hamim yang nulis, wkwk.

    BalasHapus
  13. MasyaAllah dapat ilmu yang mantap setelah baca ini. Buat cernak memang ekstra ya, tapi kalau step ini di coba bisa jadi percobaan untuk kisah selanjutnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular