Konten [Tampil]
Memasuki bulan Februari yang katanya bulan romantis hwkaka. Aku tak mau nulis tentang sisi romantis melainkan rasa optimis. Yakni tentang Membangun Budaya Menulis Bersama Pekan Karya FLP Surabaya.
Forum Lingkar Pena adalah salah satu organisasi kepenulisan yang mana sudah terkenal memiliki banyak program seputar kepenulisan. Nah, aku sendiri alasan bergabung menjadi anggota FLP tepatnya FLP Surabaya untuk mendapatkan iklim positif dalam mendukung potensi menulisku.
Ops!
Menulis aku sebut potensi karena feedback dari beberapa orang sekitarku menyampaikan jika aku cukup baik dalam membuat tulisan. Baik isinya curhatan atau semi ilmiah. Ditambah lagi, aku memang suka menulis jadi mengasah hobi agar menjadi maksimal sebagai potensi membutuhkan daya dukung. Salah satu upayaku membangun budaya menulis bersama pekan karya FLP Surabaya sudah berjalan setahun lalu.
Sekilas Tentang FLP Surabaya
Forum Lingkar Pena Surabaya merupakan salah satu anak cabang dari Forum Lingkar Pena. Sebuah organisasi kepenulisan yang terletak di wilayah Surabaya. Keanggotaannya juga terdiri dari berbagai macam orang dengan profesi yang berbeda-beda.
Pasalnya, keanggotaan dari FLP Surabaya tak hanya untuk para anak muda, anak kampus, apalagi remaja. Bahkan tidak sedikit yang telah berkeluarga juga ikut tergabung dalam organisasi ini.
Salah satunya aku, ops!
Nah ikuti ceritaku gabung di FLP Surabaya yang berkesan ini di tulisanku yang berjudul FLP Surabaya Komunitas Kepenulisan Pertama Bagiku. Kalian akan merasakan feel apa yang aku dapat selama bergabung di sana.
Dan, tulisan kali ini adalah ulasan salah satu program mereka yakni pekan karya. Yuks simak terus!
Alhamdulillah, salah satu divisi di FLP Surabaya adalah yang khusus mengampu karya-karya peserta. Hal ini tentu berkaitan dengan tulis menulis. Selain menulis ada program membaca berjamaah. Bukankah menulis dan membaca bagai sisi koin, jadi keduanya saling melengkapi.
Program untuk mendukung berkembangnya potensi menulis para anggotanya adalah pekan karya. Pekan karya ini adalah challenge menulis setiap pekan yang diharapkan diikuti oleh para anggota. Dari empat pekan dalam sebulan ada satu pekan yang ada tema khusus. Selebihnya bertema bebas, tak hanya tema melainkan bentuk karya pun bebas lho!
Salah satunya aku, ops!
Nah ikuti ceritaku gabung di FLP Surabaya yang berkesan ini di tulisanku yang berjudul FLP Surabaya Komunitas Kepenulisan Pertama Bagiku. Kalian akan merasakan feel apa yang aku dapat selama bergabung di sana.
Dan, tulisan kali ini adalah ulasan salah satu program mereka yakni pekan karya. Yuks simak terus!
Menilik Kata Budaya dalam Membangun Konsistensi
Yups! Tertahan di sini dulu ya. Sebelum kita mengenal program pekan karya ijinkan aku mengulik sedikit apa itu arti budaya.
Nah, menurut KBBI budaya (cultural) diartikan sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
Wah, menarik bukan! Sebuah kebiasaan yang sukar diubah. Yup! Itu dia poinnya. Dalam sebuah organisasi kepenulisan tentu orientasinya adalah tentang tulis menulis. Salah satunya adalah terbangunnya budaya menulis.
Bagaimana sebuah budaya bisa dibangun jika belum terbiasa? Ehem, membangun kebiasaan memang tidak mudah karena butuh konsistensi.
Teringat akan sebuah ungkapan, "Lebih baik sedikit tapi istiqomah daripada besar sekali tapi terus hilang."
Yup! Tentu paham maksud dari pernyataan di atas bukan? Berharap dengan kita mulai dari hal-hal kecil makan akan terbangun hal besar dikemudian hari. Sama dengan membangun budaya menulis, diawali dengan sepekan sekali. Lalu berlanjutlah sepekan dua kali, dan seterusnya.
Eits, apakah hanya challenge menulis tanpa pembekalan? Jelas ada Sobat Hamim. Program di FLP Surabaya itu banyak meliputi keislaman, kepenulisan, bisnis, dan masih banyak lagi.
Lain kesempatan semoga aku bisa mengulasnya ya! Nah lanjut tentang pekan karya FLP Surabaya yuks!
Tentang Program Pekan Karya FLP Surabaya
Alhamdulillah, salah satu divisi di FLP Surabaya adalah yang khusus mengampu karya-karya peserta. Hal ini tentu berkaitan dengan tulis menulis. Selain menulis ada program membaca berjamaah. Bukankah menulis dan membaca bagai sisi koin, jadi keduanya saling melengkapi.
Program untuk mendukung berkembangnya potensi menulis para anggotanya adalah pekan karya. Pekan karya ini adalah challenge menulis setiap pekan yang diharapkan diikuti oleh para anggota. Dari empat pekan dalam sebulan ada satu pekan yang ada tema khusus. Selebihnya bertema bebas, tak hanya tema melainkan bentuk karya pun bebas lho!
Fyi, pekan karya ini sebelumnya bernama Tantangan Pekan Menulis. Meski berbeda nama namun tujuan daripada program ini intinya sama yakni meningkatkan produktivitas anggota untuk berkarya.
Ya, namanya juga divisi karya dari sebuah organisasi kepenulisan. Maka karyanya ya berupa tulisan bukan? Bisa berupa artikel, puisi, cerpen, prosa, resensi, dan cermin. Wah beragam ya, ini merupakan cara untuk mewadahi minat para anggotanya.
Kebebasan memilih bentuk karya juga seiring dengan kebebasan memilih tema lho! Pasalnya hal ini disesuaikan dengan kebutuhan para anggota setelah dilakukan jajak pendapat, diskusi, dan pertimbangan dalam mendukung kemajuan anggota FLP Surabaya.
Harapannya, kebebasan dalam tema dan bentuk karya maka bisa membuat para peserta lebih eksplor kemampuan mereka. Hal ini tentu menjadi salah satu data bagi pengurus untuk memetakan anggotanya sesuai minat mereka.
Pengiriman PK bisa dilakukan melalui email denga format yang sudah ditentukan. Bagaimana dengan panjang tulisan? Nah, uniknya juga bebas. Ehm, menyenangkan bukan!
Kuakui bahwa aku bukanlah tipe orang yang rajin. Namun aku tahu bagaimana cara membuatku lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu yakni kompetisi atau challenge. Nah, inilah trigger ku dalam membangun habit menulis selama ini.
Program pekan karya yang dilakukan sepekan sekali ini sangat membantu. Setahun lalu aku menulis dalam waktu sepekan dekat-dekat batas waktu. Hal ini rupanya tidak cukup efektif sehingga membuat tulisanku kurang maksimal. Jelas aku tak puas.
Nah, di kepengurusan periode baru ini ternyata pekan karya masih menjadi program dari divisi karya yang dipertahankan. Aku mulai terbiasa sehingga biasanya aku akan mencari ide di awal pekan. Kemudian aku berlanjut bikin outlinenya. Selanjutnya menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan.
Dikarenakan sudah terbiasa menulis satu tulisan dalam satu pekan, rupanya hal ini membuatku menjadikan satu minggu satu tulisan adalah budaya dalam mengisi hari-hariku sebagai anggota FLP Surabaya.
Kesanku Membangun Budaya Menulis Bersama Pekan Karya FLP Surabaya
Kuakui bahwa aku bukanlah tipe orang yang rajin. Namun aku tahu bagaimana cara membuatku lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu yakni kompetisi atau challenge. Nah, inilah trigger ku dalam membangun habit menulis selama ini.
Program pekan karya yang dilakukan sepekan sekali ini sangat membantu. Setahun lalu aku menulis dalam waktu sepekan dekat-dekat batas waktu. Hal ini rupanya tidak cukup efektif sehingga membuat tulisanku kurang maksimal. Jelas aku tak puas.
Nah, di kepengurusan periode baru ini ternyata pekan karya masih menjadi program dari divisi karya yang dipertahankan. Aku mulai terbiasa sehingga biasanya aku akan mencari ide di awal pekan. Kemudian aku berlanjut bikin outlinenya. Selanjutnya menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan.
Dikarenakan sudah terbiasa menulis satu tulisan dalam satu pekan, rupanya hal ini membuatku menjadikan satu minggu satu tulisan adalah budaya dalam mengisi hari-hariku sebagai anggota FLP Surabaya.
Secara pribadi aku merasa ada triger yang itu berasal dari kalangan internal komunitas yang aku ikuti. Terlebih saat ini aku menjadi pengurus, sehingga menyelesaikan challenge dengan baik bisa menjadi motivasi bagi anggota yang lain.
Alhamdulillah, selama satu semester kepengurusan baru berjalan. Aku hanya bolos satu kali karena telat kirim hehehe. Meski demikian aku tetap mensyukuri bahwa program pekan karya FLP Surabaya turut berjasa dalam membangun budaya menulisku. Bonus hadiah pula hihihi sebagai tulisan terpilih. Alhamdulillah.
By the way, apakah di tempatmu ada program untuk membangum budaya menulis jugakah? Apakah nama programnya? Sharing yuks!
Alhamdulillah, selama satu semester kepengurusan baru berjalan. Aku hanya bolos satu kali karena telat kirim hehehe. Meski demikian aku tetap mensyukuri bahwa program pekan karya FLP Surabaya turut berjasa dalam membangun budaya menulisku. Bonus hadiah pula hihihi sebagai tulisan terpilih. Alhamdulillah.
By the way, apakah di tempatmu ada program untuk membangum budaya menulis jugakah? Apakah nama programnya? Sharing yuks!
Bisa konsistem seminggu sekali menulis udah luar biasa itu kak..mungkin karena tergabung dalam komunitas kali ya jadi ada penyemangatnya, apalagi bisa terpilih tulisannya dan ada hadiahnya, makin jadi semangat tuh
BalasHapusAku sepakat banget sih. Akupun bisa meningkatkan mood nulis biasanya karena tergabung dalam komunitas yg mana ada challengenya juga. Jadi konsisten karena ke trigger temen2 lain juga. Apalagi kalau membernya seru2 :)
BalasHapusWah masih aktif ya FLP? Duh kangen kopdar ama temen2 FLP. Dulu masih suka ketemu ama mbak Helvy Tiana Rosa dan temen2 FLP daerah.
BalasHapusSempat aktif juga di FLP Bali. Cuman krn kekurangan SDM, di sana kurang bisa berkembang.
Jadi kangen nulis lagi bersama temen2 FLP nih.
Menulis memang butuh niat yang besar agar konsisten. Nah, komunitas FLP ini juga salah satu yang mendukung agar kita konsisten...
BalasHapuspositive vibes banget baca tulisan ini Mba Hamim. Menulis itu gak cuma hobi tetapi hrus diniatkan juga biar hasilnya bagus, enak di baca. Apakah sekarang masih ada FLP di Bali yaa, pengen gabung juga
BalasHapusMenulis gak segampang yang dipikirkan orang yaa, harus ada mood yang baik, ide tulisan dan harus konsisten. Saya nih kadang masih suka ogah-ogahan dalam menulis, hiks
BalasHapusMembangun budaya menulis memang gampang gampang susah ya kak. Kalau ngga mood nya bagus, ngga keluar deh apa yg mau di tulis. Tapi budaya menulis buat aku pribadi memang mendorong diri sendiri menjadi budaya membaca juga. Karena aku orangnya ga rajin membaca :)
BalasHapusbeneran dehhh klo ada program nya buat menulis tuh emang bisa mendorong konsistensi buat nulis. Selama ikut arisan blog, jadi lebih rajin nulis nulis cerita secara teratur, nah pengen juga nih ikutan programnya FLP biar bisa terus konsisten, karena aku menulis, maka aku ada yaa #ihiwwww
BalasHapusTadinya, apa gitu FLP itu, ya? Ternyata singkatan dari Forum Lingkar Pena. Ada rencana membentuk atau berkegiatan di jogja, kak? :)
BalasHapusDiriku tuh susah buat konsisten nulis. Harus dipaksa dulu biar bisa nulis. Ikut challenge jadi salah satu cara biar konsisten nulis, punya teman yang juga rajin nulis juga jadi bikin termotivasi. Keren nih program Pekan Karya FLP, bisa memacu anggota untuk konsisten nulis.
BalasHapusMemang menulis itu harus dijadikan Habit ya mbak
BalasHapusSemakin konsisten menulis akan semakin bagus tulisan kita
Berkarya bareng FLP makin senang ya karena dukungan dibidang literasi akan banyak manfaatnya, terlebih lagi kak Hamim juga sebagai blogger.
BalasHapusSaat kuliah, temanku ikut FLP Madura. Tapi aku nggak tahu apakah FLP Madura masih eksis atau nggak.
BalasHapusPadahal asyik banget berkarya dengan FLP tu.
Ciye dah biasa sepekan satu, padahal sebelumnya biasa sehari satu tulisan pas mau selebrasi. Btw asik ya di bagian karya nya flp.
BalasHapusSebenernya yang susah itu memang membangun yang sedikit itu menjadi kebiasaan ya mba, dibanding action jor-joran tapi sekali aja.
BalasHapusMenulis ini memang tentang menciptakan habit, dan aku lagi berusaha membangun habit itu. Bismillah...
Selalu suka sama konsistensi Hamimeha. Sekarang ada tulisan baru setiap pekan juga. Dan senang juga FLP Surabaya ini masih aktif berkegiatan, karena saya lihat beberapa FLP di cabang lain, malah banyak yang nggak terdengar lagi gaungnya.
BalasHapuskeren nih programnya FLP Surabaya dalam mensupport dan mentrigger anggotanya agar aktif menulis, selain di surabaya ada di kota mana lagi ya mba?
BalasHapus