Konten [Tampil]
Semoga dalam kondisi sehat ya. Nah, tahukah Sobat Hamim bahwa pada tanggal 21 Maret rupanya diperingati sebagai hari down syndrom sedunia atau World Down Syndrome Day yang kemudian disingkat WDSD.
Dalam rangka memperingati WDSD ini, NLR Indonesia sebagai organisasi yang memiliki fokus untuk isu kusta dan pembangunan yang inklusi disabilitas, turut mendukung kampanye kesadaran dan upaya melawan stigma terhadap semua ragam disabilitas, salah satunya terhadap penyandang down syndrome.
Masih tingginya stigma negatif yang kerap dihadapi oleh OYPMK ( Orang Yang Pernah Mengalami Kusta ) dan orang dengan down syndrom selaku salah satu ragam penyandang disabilitas intelektual selama ini. Akibatnya, , para penyandang disabilitas tidak mendapat kesempatan yang sama seperti masyarakat non-disabilitas lainnya dalam berbagai aspek.
Ini adalah dampak dari pandangan yang keliru serta stigma negatif yang masih melekat di masyarakat. Maka di kesempatan kali ini NLR melalui jaringan KBR dalam program Ruang Publik KBR mengundang dua narasumber yakni dr. Oom Komariah, M.Kes – Ketua Pelaksana Hari Down Syndrome Dunia (HDSD) dan Uswatun Khasanah – Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).
Mengangkat tema Lawan Stigma untuk Dunia yang Setara. Diharapkan kita bersama bisa bergerak menyuarakan agar bisa membantu menghilangkan stigma negatif yang selama ini beredar di masyarakat.
Nah, bagaimana pemaparan dari dua narasumber dalam melawan stigma negatif ini? yuks simak ulasanku di bawah ini ya!
Belajar dari Orang Yang Pernah Mengalami Kusta
Yups, ini kesempatan yang luarbiasa bisa menyimak langsung pemaparan dari penyitas. Kali ini ada mbak Uswahtun Khasanah yang terinfeksi kusta pada usia nenjelang 15 tahun. Melihat semangat untuk sembuh dari Mbak Uswah ini seperti memberi angin segar bahwa kusta bisa disembuhkan kok. Terbukti hal ini terjadi pada Mbak Uswah yang kini sembuh.
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Mbak Uswah aku menangkap tiga insight penting untuk kita semua :
Pertama, peka dengan gejala
Perempuan usia 25 tahun tersebut menyebutkan bahwa awal mula menyadari terindikasi gejala kusta adalah adanya beberapa bercak di kulit berwarna putih kemerahan lebih dari lima, terjadi ba’al atau mati rasa, sehingga kemudian segera memeriksakan ke puskesmas.
Ternyata diketahui bahwa kusta yang diderita oleh mbak Uswah adalah kusta basah. Kusta sendiri terdiri dari dua jenis yakni Kusta kering (Pausi Bacillary) dan Kusta basah (Multi Bacillary). Adapun lama pengobatan untuk kusta kering adalah 6 bulan sedang kusta basah 12 bulan.
Kedua, Semangat untuk sembuh dengan kooperatif
Tips dari Mbak Uswah saat mengetahui bahwa terinfeksi kusta kemudian segera memeriksakan ke pukesmas. Selain itu jadi lebih aware dengan kesehatannya. Seperti makan makanan bernutrisi, olahraga, dan rajin untuk minum obat serta melakukan perawatan.
Ketiga, Melawan Stigma Harus Dimulai dari Diri Sendiri
Statement menarik yang aku tangkap dari Mbak Uswah adalah pernyataan ini, " Melawan stigma itu awalnya dari dalam diri sendiri. " Meskipun mbak Uswah juga sempat merasakan sedih, kecewa, dan perasaan tidak nyaman yang wajar secara manusiawi.
Kemudian, Mbak Uswah menambahkan "Cara mengatasi stigma itu ya harus sembuh dulu. Bagaimana cara sembuh itu?" Mbak Uswah memaparkan tipsnya agar segera sembuh adalah disiplin minum obat, mendengarkan saran dokter apa yang harua dilakukan dan yang tak kalah penting adalah menjaga pola hidup, pola makanan, dan pola pikiran.
"Orang yang terkena kusta itu erat kaitannya dengan reaksi. Dan yang memicu reaksi itu adalah pikiran kita yang selalu negatif thinking." Lanjut Mbak Uswah menambahi. Termasuk keraguan untuk sembuh dari si penyitas juga menyebabkan lahirnya stigma negatif tersebut.Nah, pesan mbak Uswah adalah tanamkan pikiran positif, "Aku sembuh, aku kuat, aku bisa", ucap Mbak Uswah bersemangat.
Cara Bergerak Lawan Stigma Negatif OYPM dan Down Syndrom
Dari pemaparan Mbak Uswah kita bisa menarik kesimpulan bahwa melawan stigma ini salah satunya adalah lahirnya pikiran positif dalam diri kita. Mindset positif ini akan berdampak pada penyintas untuk bisa segera sembuh pun masyarakat menyaksikan bahwa kusta memang bisa disembuhkan.
Pun dengan pemaparan dari dr Oom perwakilan dari POTADS (Persatuan Ornag Tua dengan Anak Down Syndrom) menjelaskan bahwa kondisi ngedrop (bersalah, kecewa, menyesal, dan perasaan sedih lainnya ) itu pasti. "Tapi jangan lama-lama, cepet-cepet cari komunitas. Karena dengan komunitas inilah kita bisa saling sharing, saling cerita, dan saling berbagi," ungkap dr Oom menyemangati.
Melalui pemaparan dari kisah yang dialami oleh dr Oom sendiri. Beliau menyebutkan bahwa ketika berkomunitas maka kita akan lebih terbuka bahwa anak dengan down syndrom itu ternyata bisa kok yang pandai berenang, pintar main musik, menulis, berhitung, dan lain sebagainya.
Adanya pemaparan sudut pandang positif seperti ini sebenarnya adalah langkah untuk menghilangkan stigma negatif pada anak down syndrom. Sebab fakta di masyarakat orang tua dengan anak down syndrom sudah terkena mentalnya sejak anak dilahirkan.
Akibatnya, orang tua yang terkena imbas stigma negatif ini kurang memperhatikan tumbuh kembang anaknya yang notabene membutuhkan perhatian lebih dari tumbang anak pada umumnya. Nah, dampaknya jadi merembet kemana-mana ya Sobat Hamim!
Makanya inilah pentingnya kita untuk bersama bergerak lawan stigma negatif untuk dunia yang setara bagi oypmk maupun penyintas down syndrom.
Bagaimana caranya melawan stigma negatif ini?
Pertama, bangun mindset positif dari si penyintas maupun pihak keluarga. Mengutip ulang pernyataan dari Mbak Uswah maupun dr Oom yang senada yakni harus segera periksa ke dokter agar tahu apa yang mesti dilakukan.
Poin semangat untuk segera sembuh bagi OYPMK dan semangat orang tua mendampingi anak down syndrom ini penting. Diawali dari diri sendiri dan circle terdekat untuk berpikir positif. Maka stigma negatif pun akan semakin menghilang.
Kedua, temukan komunitas yang supportif
Wah, aku jadi teringat tentang sebuah komunitas yang juga merupakan persatuan OYPMK. Bergabung dengan komunitas yang supportif membuat semangat untuk sembuh juga meningkat.
Pun dengan hadirnya POTADS hadir sebagai wadah bagi para orang tua dengan anak down sydrom bisa saling menyemangati. Hal ini akan membuktikan bahwa ternyata anak down syndrom pun juga bisa bertumbuh dan berkembang sesuai kemampuan mereka.
Meskipun tak bisa dipungkiri effort yang diberikan juga pastinya berbeda dengan mendampingi anak normal pada umumnya. Akan tetapi hal ini mematahkan tentang stigma negatif anak down syndrom tidak bisa apa-apa.
Ketiga, cepat melakukan tindakan khususnya pemeriksaan ke pihak medis
Langkah ini juga dilakukan oleh Mbak Uswah. Saat mengetahui gejalanya kemudian Mbak Uswah sesegera mungkin ke pukesmas untuk mendapatkan pengobatan. Dan perlu Sobat Hamin ketahui bahwa pengobatan penyakit kusta ini gratis.
Pun senada dengan penyampaian dr Oom, saat mengetahui bahwa anak downs syndrom maka segera cari komunitas dan melakukan tindakan pemeriksaan. Sebab anak dengan down syndrom pada umumnya akan ada penyakit penyerta dalam dirinya. Jadi, ketika dilakukan tindakan lebih dini maka akan bisa ditangani lebih awal.
Keempat, memberikan edukasi ke masyarakat
Wah ini poin penting ya sobat Hamim. Munculnya stigma negatif dikarenakan pemahaman yang kurang akibatnya tersebar steorotip negatif terkait penyakit kusta dan down syndrom.
Maka langkah ini bisa dilakukan bersama dalam bentuk kerjasama antar stakeholder berkaitan. Termasuk adanya webinar dalam program ruang publik KBR yang kita simak ini. Sebab informasi yang benar akan membantu masyarakat keluar dari jebakan stigma negatif sebelumnya.
Selain itu penting pula untuk memberikan dukungan positif bagi penyandang down syndrom dan OYPMK agar mmebangun kepercayaan dirinya dan kapasitas diri. Hal ini dalam rangka membuktikan ke masyarakat.
Selain itu penting pula untuk memberikan dukungan positif bagi penyandang down syndrom dan OYPMK agar mmebangun kepercayaan dirinya dan kapasitas diri. Hal ini dalam rangka membuktikan ke masyarakat.
Nah, dari NLR sendiri memiliki target bebas kusta dengan tiga strategi yakni zero transmisi, zero disabilitas, dan zero eksklusi.
Jadi seperti itulah pemaparan cara melawan stigma negatif terhadap penyandang down syndrom dan penyintas kusta yang bisa kita lakukan bersama. Adanya kampanye seperti yang kita lakukan ini Sobat Hamim diharapkan bisa membuat masyarakat terdukasi dengan informasi yang benar.
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang tidak menular dan dapat disembuhkan. Asalkan mengikuti arahan rutin pengobatan yang harus dilakukan sejak awal. Pentingnya menghilangkan stigma negatif ini adalah upaya agar banyak masyarakat yang bersemangat untuk sembuh sebagaimana mbak Uswah.
Edukasi dengan pemahaman yang baik membuat oypmk maupun orang tua dengan anak down syndrom bersemangat untuk menjalani hari-hari mereka. Dampaknya angka penyakit kusta bisa menurun dan orang tua dengan down syndrom bisa mendampingi anak-anaknya lebih optimal.
Yuks bergerak bersama lawan stigma negatif untuk dunia yang setara!
Jadi seperti itulah pemaparan cara melawan stigma negatif terhadap penyandang down syndrom dan penyintas kusta yang bisa kita lakukan bersama. Adanya kampanye seperti yang kita lakukan ini Sobat Hamim diharapkan bisa membuat masyarakat terdukasi dengan informasi yang benar.
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang tidak menular dan dapat disembuhkan. Asalkan mengikuti arahan rutin pengobatan yang harus dilakukan sejak awal. Pentingnya menghilangkan stigma negatif ini adalah upaya agar banyak masyarakat yang bersemangat untuk sembuh sebagaimana mbak Uswah.
Edukasi dengan pemahaman yang baik membuat oypmk maupun orang tua dengan anak down syndrom bersemangat untuk menjalani hari-hari mereka. Dampaknya angka penyakit kusta bisa menurun dan orang tua dengan down syndrom bisa mendampingi anak-anaknya lebih optimal.
Yuks bergerak bersama lawan stigma negatif untuk dunia yang setara!
Posting Komentar
Posting Komentar