Konten [Tampil]
Jalan-jalan ke kota Batu
Tak lupa beli buah rambutan
Janganlah kita menutup pintu
Jika masih ada kesempatan
Ops, kesempatan apa nih? Kesempatan untuk membuka pintu-pintu yang lain.
Ohho, kata-kata ini aku temukan di sebuah buku berjudul "Diary Sang Pemimpi" yang ditulis oleh Zeni Rahmawati. Gadis asal Mojokerto ini menulis buku tersebut di tengah kesibukan meraih gelar doktornya.
Buku yang berisi tentang memoar perjalanan seorang penghafal Quran yang merupakan kandidat Doktor Bidang Kimia di Skotlandia. Bukunya sangat inspiratif dan membuatku jadi bersemangat kembali meraih mimpi-mimpiku yang banyak tenggelam karena merasa terlambat.
Faktanya tak ada yang terlambat, hanya saja kita belum mencoba. Yups, kali ini aku mau mendongeng tentang sebuah petualangan meraih dollar dan bisa bekerja sesuai mimpi-mimpiku di masa lalu ketika pandemi.
Melalui tulisan merajut impian bersama internet Indonesia ini aku berharap kepada semua pembaca untuk berani mencoba dan jangan takut gagal. Sebab berani mencoba adalah separuh kemenangan.
Sudah siap dengan dongengku hari ini? Yuks baca sampai bawah hehehe.
Dunia Telah Berubah, Kita Harus Siap!
Kepikiran gak sih jika sebenarnya di tengah peliknya pandemi yang kita kutuk mematikan banyak sektor, sebenarnya membuka peluang bagi kita di sektor yang lain.Memang perubahan itu tidak menyenangkan. Apalagi jika kita tidak siap dengan perubahan tersebut. Seperti yang telah kita lalui di dua tahun terakhir melewati serangan wabah COVID-19 ini.
Akan tetapi, alih-alih hanya fokus pada keburukan kenapa kita tak mencoba membuka kesadaran bahwa ada peluang besar yang bisa kita dapatkan. Mungkin inilah yang disebut membangun mindset positif.
"Ya Allah hamba tidak mempertanyakan takdir, hamba hanya memohon petunjuk apa yang harus hamba lakukan selanjutnya." (Diary Sang Pemimpi, halaman 76)Persis!
Mungkin ini pula kata yang tepat menggambarkan situasi panik, bingung, tidak siap menerima takdir pandemi yang melanda dunia.
Tak terkecuali aku yang diawal pandemi dianugerahi amanah kehamilan anak kedua hingga proses melahirkan yang menyisakan trauma berada di ruang isolasi. Sendiri, sepi, dan merasa terpuruk. Sempat menanyakan keadilan Tuhan saat itu.
"Aku tidak terpapar virus kenapa ada di sini?" Sebuah rasa kesal seakan marah dengan takdir Tuhan. Namun faktanya, keluar dari ruang tersebut aku seakan mendapatkan pemahaman baru.
Selama di ruang isolasi, berbekal hp di tangan aku mencoba tetap terhubung dengan orang di luar sana. Aku manfaatkan jaringan internet yang ada untuk akses informasi yang bisa menjaga kewarasanku selama di ruang isolasi.
Dari sini aku tersadar, dunia sudah banyak berbeda. Kita tidak sendiri dengan akses internet tanpa batas ini. Internet menembus ruang, jarak, dan waktu. Proses digitalisasi yang jarang kita sadari sebenarnya memberi banyak dampak positif di sisi kehidupan kita.
Sepanjang perjuangan antara hidup dan matiku ketika melahirkan, seolah Sang Pemilik Hidup sedang menguji keimananku. Apakah aku masih percaya atas kasih sayangnya pada hambaNya yang lemah ini? Apakah aku masih percaya dengan pertolonganNya dan kesempatan hidup yang kedua ini?
Perlu Sobat Hamim ketahui, aku memang sempat mencaci maki hadirnya virus yang telah menggugurkan banyak nyawa ini. Antara benci, takut, marah, dan rasa tidak terima. Kenapa virus ini diciptakan? Apakah Tuhan sengaja?
Namun selama di ruang isolasi menjadi petualangan spiritualku dalam memandang pandemi dari sisi yang lain.
Yups, petualanganku di era digital pun dimulai Sobat Hamim. Aku yang awalnya sangat paranoid dengan hadirnya virus asal Wuhan ini. Namun sejak pulang dari ruang isolasi itu aku membawa semangat baru.
Aku jadi lebih terbuka dengan perubahan yang dinamis. Diberlakukannya kebijakan new normal ketika pandemi juga kuterima dengan sikap positif. Dibanding menganalisa sisi negatif aku jadi lebih fokus mencari peluang apa yang bisa aku lakukan untuk kebaikan.
Titik Balik Sebuah Perubahan Berawal dari Internet di Rumah
Sejujurnya, pengalaman di dunia digital bukanlah hal asing bagiku sebab akupun bagian dari generasi digital native. Akan tetapi aku masih terbata-bata untuk menguasai literasi digital.Literasi digital yang minim ternyata membuatku kurang mengeksplore potensi yang aku punya. Cara pandangku dalam berkarya masih berdasarkan pada hal-hal seputar pekerjaan, jabatan berlabel profesi, dan hal-hal yang berkutat tentang kehidupan nyata pada umumnya.
Padahal di era digital seperti saat ini, kita bisa melakukan banyak hal dengan akses internet. Bahkan kita bisa memulai bisnis, mengembangkan minat bakat yang bisa kita lakukan dengan akses internet seperti menulis, desain grafis, digital marketing, SEO, dan lain sebagainya.
Aku jadi teringat alasan suami memutuskan bekerja di kantor setelah sebelumnya menjadi freelancer di bidang IT di masa single-nya dulu dengan alasan bekerja di rumah itu belum familiar di mata masyarakat. Dengan kata lain dianggap tidak punya pekerjaan.
Oh No! Masih sebegitu kolotnya kita menerima perubahan yang sebenarnya era digital sudah ada sejak tahun 1980 lho!
Dan berkah dibalik musibah pandemi, masyarakat kita disadarkan bahwa sejatinya berkarya dan bekerja bisa hanya dari rumah saja. Kebijakan pemerintah menekan meningkatnya angka penularan COVID-19 dengan melakukan segala aktivitas di rumah memberi wacana baru.
Tak terkecuali aku. Kebijakan suamiku memasang jaringan wifi di rumah yang awalnya aku tentang ternyata menjadi pembuka jalanku mulai berkarya. Meski alasan mendasar kami memasang wifi di rumah karena kebutuhan suamiku selama WFH (Work From Home).
Namun siapa sangka, ternyata aku kecipratan berkahnya memasang jaringan internet yang tepat. Aku bersyukur, suamiku yang penuh pertimbangan itu memilih IndiHome.
Kenapa memilih IndiHome bagiku adalah langkah cerdas? Yuks baca deh ulasanku di bawah ini!
Langkah Cerdas Memilih IndiHome Andalan Kami Berkarya
Pemasangan IndiHome oleh suami di rumah kami sebenarnya tanpa sepengetahuanku. Saat itu aku sedang bedrest di rumah orang tuaku di luar kita. Karena kehamilanku yang kedua membuatku terserang Hiperemesis Gravidarum sehingga membuatku masuk rawat inap hingga dua kali akibatnya butuh perawatan ekstra.Menariknya, aku suka dengan pemikiran suamiku yang telah mempertimbangkan dengan baik pemilihan provider yang mendukung masing-masing potensi kami.
Alih-alih hanya untuk mendukung kerjaannya di kantor. Rupanya, doi juga mempertimbangkan kebutuhanku yang suka ngulik Canva. Perlu Sobat Hamim ketahui, kunci sukses mendesaign di Canva salah satunya adalah dukungan jaringan internet yang kuat hahaha.
Dan aku bersyukur, keasyikanku mengulik Canva membawaku menjadi salah satu Canva Creator dari Indonesia. Alhamdulillah ya!
Tak hanya itu, selain ngulik Canva. Fasilitas yang diberikan oleh IndiHome dari paket yang kami gunakan sangat mendukungku mengikuti berbagai webinar dengan signal kencang bebas hambatan. Bahkan bisa mengantarkanku menjadi freelancer blogger hingga bisa berpenghasilan dollar dari ngeblog. Masya Allah!
Kami cukup puas dengan layanan maksimal IndiHome di rumah kami. Selama hampir tiga tahun menggunakan salah satu produk layanan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini lancar. Sesuai dengan tagline mereka "Aktivitas Tanpa Batas"
Aku rasa, tagline terbaru ini sangat menjiwai semangat periode sebelumnya yang disampaikan oleh Siti Choiriana selaku Direktur Consumer Servis Telkom ketika peresmian hadirnya IndiHome di Pulau Rote yang dikenal sebagai salah satu titik terluar di Indonesia yang ditandai dengan peluncuran layanannya di Kabupaten Rotendao, Nusa Tenggara Timur tahun 2019.
“Dengan inovasi tiada henti, Telkom Indonesia menghadirkan IndiHome untuk menemani keluarga Indonesia, membawa suasana keluarga menjadi lebih harmonis, happy, kreatif, dan penuh gairah, sejalan dengan tagline IndiHome #WujudkanDariRumah,” tutur perempuan yang disapa Ana tersebut.Wah, keren ya IndiHome!
Bukti nyata IndiHome yang terus fokus menjaga komitmen dalam mewujudkan pemerataan akses internet. Dan turut mencerdaskan kemampuan digital anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, melalui inovasi dan kontribusi terbaik untuk kemajuan Indonesia sebagai #internetnyaIndonesia.
Yups, jadi bagaimana tips memilih provider yang tepat? Yuks simak bersama cara kami memilih provider.
Tips Memilih Provider, Jangan Asal Pilih!
Yuhuiii, menyoal tentang tips memilih provider sebenarnya poin utamanya adalah sesuaikan dengan kebutuhan dan budget. Dua poin ini menjadi hal krusial sebelum memutuskan menggunakan provider apakah yang tepat untuk rumah kita.
Nah selain dua hal di atas, beberapa aspek lain yang mungkin bisa jadi referensi Sobat Hamim memilih provider adalah sebagai berikut:
Pertama, rincikan kebutuhanmu
Poin pertama yang telah aku singgung sebelumnya. Sobat Hamim perlu merinci apa saja kebutuhan internet untuk anggota di rumah kalian.
Berapa banyak orang dan device yang akan digunakan. Selain itu, detilkan juga kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Sobat Hamim maupun anggota keluarga dengan internet.
Tipsnya, jangan tergiur harga murah. Akan tetapi perhatikan bandwithnya mencukupi kah kebutuhan anggota keluarga nanti. Pemilihan bandwidth akan mempengaruhi berapa besar kecepatan internet yang akan Sobat Hamim dapatkan. Biasanya router wifi rumah memiliki kecepatan sebesar 300Mbps, 900Mbps hingga 1.900Mbps.
Nah lho, keluhan yang terjadi biasanya adalah sudah pasang wifi tapi kok lemot. Ehem, coba cek apa saja aktivitas berinternetnya dan berapa kemampuan bandwithnya ya!
Dari pengalaman kami menggunakan layanan IndiHome paket 2P Internet + Phone dengan High Speed Up To 20 Mbps cukup mensupport kebutuhan suami sebagai pekerja di bidang IT maupun aku sebagai freelancer desaign grafis dan blogger.
Kedua, sesuaikan harga dengan kualitasnya
Ops, bicara uang memang agak sensitif. Namun ini penting untuk jadi bahan pertimbangan sebagaimana poin satu. Jangan tergiur harga murah tapi (maaf) murahan.
Sebaiknya kita memilih harga terjangkau namun memberikan fasilitas layanan yang berkualitas untuk kita. Kata orang bijak Jawa, "Rego gowo rupo." Artinya, harga sebanding dengan kualitas yang diberikan.
Ketiga, pastikan layanan dan service providernya bagus
Yups, poin penting sih bagiku layanan yang cepat dan baik ini. Hal ini bisa kita leihat seberapa tanggapan layanan provider tersebht saat terjadi masalah.
Ini penting karena internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika jaringan internet bermasalah dan tidak segera ditangani maka otomatis menghambat pekerjaan kita bukan?
Nah, layanan yang responsif tentu perlu jadi pertimbangan memilih provider .
Keempat, perhatikan ketersediaan dan jangkauan lokasi ISP di areamu
Nah ini yang sering dikeluhkan oleh beberapa temanku. Mereka sudah pasang wifi tapi signalnya masih sering tak mendukung.
Rupanya inilah pentingnya memperhatikan kertersediaan jangkauan lokasi ISP di areamu. Pastikan bahwa provider yang akan Sobat Hamim pilih memang menjangkau di tempat kamu tinggal.
Pun denganku, pilihan suami memutuskan memasang IndiHome adalah ketersediaan jaringan IndiHome di area kami cukup kuat. Aku jarang sekali merasakan signal terputus. Mungkin inilah salah satu alasan kami bisa maksimal merasakan manfaat internet di rumah.
Kabar baiknya, Telkom berkomitmen menghadirkan layanan internet di 514 Ibu Kota Kabupaten Kota (IKK) termasuk wilayah 3T. Jadi Sobat Hamim coba cek deh di web IndiHome atau myIndiHome ya.
Mudah kok!
Kelima, rajin mencari referensi
Yups, aku termasuk tipe orang yang lebih percaya dengan rekomendasi orang terdekat atau ulasan dari orang yang aku kenal.
Meskipun demikian, penting bagi Sobat Hamim sebelum memutuskan memilih provider untuk membaca review atau ulasan orang-orang yang telah mencoba produk tersebut.
Semakin banyak referensi akan memudahkan kita mengambil keputusan. Sebab kita telah kaya dengan wawasan dan pengalaman dari orang lain. Bukankah, pengalaman adalah guru terbaik hehee.
Intinya, jangan malas cari referensi dan informasi seputar produk yang akan kita pilih. Oke!
Oke, itulah lima pertimbangan yang coba kami tuliskan dan sesuaikan dengan penggunaan layanan dari produk dari PT Telkom Indonesia ini. Sobat Hamim bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ya!
Optimasi Internet untuk Aktivitas Sehari-hari
“Rahasia untuk bisa mengembangkan diri menjadi pribadi kreatif dan inovatif adalah selalu berpikir secara rinci dan positif. Kualitas karya dan kualitas kerja ditentukan oleh kualitas rinci.”- BJ. HabibiePetualangan meningkatkan potensipun dimulai. Aku ingat betul bagaimana usaha suamiku agar aku terus merasa bahagia di tengah kesibukanku menjadi rumah tangga.
Salah satu caraku membalas budi baiknya adalah memanfaatkan fasilitas yang doi berikan kepadaku sebaik mungkin. Hadirnya IndiHome di rumah memang menjadi salah satu daya dukung yang kuat dalam berkembangnya aku hingga di titik ini.
Bermula dari membangun mindset tentang transformasi digital yang seharusnya memang perlu kita sikapi positif. Mengantarku untuk terus semangat belajar tentang literasi digital dan bertumbuh bersama passionku yang lama terpendam.
Mengapa mindset tentang tranformasi digital ini perlu dibenahi terlebih dahulu?
Sebab ternyata tidak semua siap atas perubahan digital yang cepat ini. Hal ini semakin dikuatkan oleh curhatan seorang teman yang bekerja di instansi yang masih menggunakan sistem manual padahal ketersediaan jaringan internet terpenuhi.
Namun apa daya jika ternyata sumber manusianya tidak siap belajar dan bertumbuh? Dilain kesempatan, seorang teman yang merintis bisnis star up juga pernah menyampaikan bahwa di era digital seperti ini internet itu seperti alat masak.
Wah analogi yang unik ya?
Jadi maksudnya seperti ini, internet sudah menjadi kebutuhan primer di era digital. Banyak aspek kehidupan terhubung dengan internet. Pun dengan bisnis saat ini sebab kata temanku itu,
"Sekecil apapun usaha pasti dia pakai database terintegrasi, bisa manual, cuma terbatas kapasitas orangnya. Jika tidak ada internet maka bisa jadi usahanya tidak jalan."
Wow, se-urgent itu ya kebutuhan internet di era industri 4.0.
Namun pesan temanku yang merupakan pelaku bisnis di era digital menyampaikan, "Internet memang penting, tapi yang paling penting ya skill berinternetnya. Meskipun internet di depan mata tapi kalo pengusahanya tidak bisa manfatkan atau optimalkan ya sama saja."
Yups, itulah secuplik penuturan fakta di lapangan terkait hadirnya internet di sendi kehidupan kita. Pola pikir seseorang sangat berpengaruh pada bagaimana kita bertindak selanjutnya.
Aku pribadi tidak mau menyia-nyiakan manfaat internet yang sudah ada di rumah. Beberapa aktivitas produktif yang bisa aku lakukan dengan internet antara lain:
1. Membangun bisnis
Sebelum memutuskan resign dari pekerjaanku dulu. Aku memang telah mencoba untuk berjualan. Pasca resign aku menyibukkan diri dengan menjadi dropshipper dan reseller beberapa agen produk buku maupun baju.
Modal hp dan jaringan internet, keuntungan berjualan cukup buatku jajan. Artinya, membangun bisnis modal nol rupiah itu bisa lho asalkan ada hp dan internet hehehe.
Apalagi jika pakai internetnya Indonesia, lancar jaya!
2. Mengembangkan potensi
Bicara tentang potensi aku sendiri tak menyadari jika ternyata kemampuan menulis yang aku pikir hanya hobi ternyata bisa diasah.
Ya, semua berawal dari berani mencoba. Mulai dulu saja!
Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang sering aku lakukan di waktu senggang. Ternyata, di era digital dengan akses informasi dan peluang belajar yang terbuka lebar dengan jaringan internet di rumah bisa membuatku menjadi penulis level up.
Beberapa buku bahkan pencapaian akan kompetensi menulisku cukup terbukti. Aku tak menyangka dengan keterlibatanku di komunitas menulis, kelas, forum, dan webinar tentang kepenulisan membuatku potensiku ini semakin terasah.
Bahkan, kini aku meniti karirku sebagai seorang penulis lepas. Masya Allah, syukur tiada terkira jika ternyata pandemi membawa jalanku menjemput rezeki.
3. Menambah ilmu dan wawasan
Yups, sebagaimana aku sampaikan di awal. Dengan jaringan internetnya Indonesia dengan icon rumah warna merah itu aku bisa mengikuti berbagai webinar. Sungguh ini merupakan kesempatan emas bagi seorang ibu rumah tangga dengan dua balita.
Hanya di rumah saja aku bisa mendapatkan banyak ilmu dan wawasan bahkan dari berbagai narasumber. Asalkan tidak males untuk hadir ya Sobat Hamim.
Salah satu webinar yang berkesan dan menjadi sarana healing-ku adalah Webinar yang diadakan oleh Dandiah Care Centre. Sebuah webinar tentang manajemen marah sekaligus healing.
Aku berterima kasih kepada PT Telkom yang menghadirkan IndiHome dengan kualitas layanan terbaiknya. Aku bisa mengikuti webinar tanpa distraksi signal ataupun buffering.
Aku menjalani terapi sederhana melalui webinar ini dari awal hingga akhir secara utuh. Dan aku merasa lega setelah mengikuti webinar atas marah yang selama ini aku pendam.
Satu lagi manfaat internet yang aku rasakan. Mendorong kita untuk menemukan cara menjaga kesehatan mental kita. Asal dilakukan dengan tepat ya Sobat Hamim.
Contohnya seperti yang aku lakukan. Healing dengan mengikuti webinar kesehatan mental yang aku lakukan ini. Kalian pun juga bisa lho!
Yuks deh cari informasinya!
4. Membangun jaringan
Siapakah yang saat ini tak tergabung dalam komunitas. Sejak pandemi mulai menjamur lahir komunitas online. Dan akupun memanfaatkan kesempatan tersebut.
Aku tidak anti dengan media sosial serta tidak FOMO juga. Bijak menggunakan gadget dan internet aku terapkan sebagaimana aku mengajarkannya kepada duo sholihahku.
Sekali lagi, salah satu hikmah dibalik musibah pandemi ini adalah keterlibatanku dalam komunitas membuatku mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila sila ke-3.
Apakah itu? Persatuan Indonesia. Ya, aku belajar menghargai, menghormati, menerima perbedaan, serta keberagaman dari berbagai komunitas hingga individu yang aku kenal melalui komunitas online ini. Luarbiasa ya kekuatan internet menyatukan Indonesia.
5. Meningkatkan skill
Yupi, satu peluang yang bisa kita lakukan dengan berinternet adalah meningkatkan skill kita. Perlu Sobat Hamim ketahui bahwa skill itu semacam pisau.
Pisau jika lama tidak diasah maka akan tumpul. Demikian pula dengan skill, skill itu keterampilan yangmana jika tidak di asah akan menurun performanya.
Seperti skill desain grafis menggunakan Canva. Sebanyak apapun kita mengikuti kelas belajar Canva jika tidak diimbangi dengan latihan terus menerus tentu hasilnya tidak masksimal.
Nah, inilah pentingnya jam terbang dan menchallenge diri. Biasanya aku menantang diri sendiri untuk ikut challenge atau kompetisi yang mengasah skill yang aku punya. Sekali lagi, dibutuhkan keberanian dari dalam diri untuk melawan insecuritas dari diri kita sendiri.
Darimana dapat informasi tentang challenge? Ya media sosial dan komunitas yang aku ikuti.
Selain mindset yang benar dan semangat untuk terus belajar dan berkembang perlu juga kita menentukan goals.
Ini hasil perbincangan kami–aku dan suami–, agar belajar kita ada hasilnya kita harus merumuskan goals apa dari apa yang akan kita pelajari. Dengan demikian kita jadi memiliki target terukur dari proses belajar yang dijalani.
Menarik bukan Sobat Hamim, apakah kalian punya goals dari apa yang kalian pelajari saat ini?
Berawal dari Hobi Menjadi Sumber Rezeki
Purpose of life gives away to vision. Vision creates dream. And dreams becomes reality.- Charley Sweeney
Hidup tanpa tujuan hidup yang jelas bisa diibaratkan seperti berpacu pada lintasan yang salah. Saat pacuan dimulai sudah tidak ada kesempatan untuk berkontemplasi melainkan harus fokus ke depan.
Sayangnya, bagaimana jika kita berpacu pada lintasan yang bukanlah pilihan hidup kita? Tidakkah kemenangan sehebat apapun akan terasa hampa? Segenap upaya, tenaga dan perhatian akan terbuang percuma tanpa makna.
Itu menyedihkan sekali bukan?
Dan aku pernah merasakannya. Di suatu kondisi ketika memilih jurusan semasa kuliah. Hal tersebut merupakan pelajaran berharga bagiku. Dan aku tak ingin mengulangi hal yang sama dalam berkarir.
Ketika memutuskan untuk resign kerja dengan alasan karena memang ingin membersamai buah hatiku di masa golden age-nya. Sejatinya, aku masih punya mimpi tentang karirku.
Iya, aku menyebutnya sebuah karir bukan pekerjaan. Dalam buku karya Bang Rene, aku menemukan makna mendalam tentang karir.
Karir memang konsep yang sangat pribadi. Your career is about you. Bicara karir maka kita sedang bicara passion, purpose of life kita, dan values kita. Karier juga punya ujung kebahagiaan dan ketercapaian (fullfillment).
Our happiness and fufillment in life. There's nothing wrong with that.Namun karier adalah bagian dari kehidupan. Dan kehidupan hanya bisa disebut kehidupan apabila tidak semata mengenai diri sendiri. Kehidupan melibatkan orang lain, makhluk lain, benda lain, lingkungan, dan semesta alam.
Dan tentang karierku ini, aku ingin menjadikan passion-ku sebagai motorku meniti karier itu. Bukankah menyenangkan jika kita melakukan sebuah pekerjaan yang berdampak dan tak terasa beban meskipun berat? Ya, aku ingin berkarier di bidang dimana passion-nya bisa tumbuh dan berkembang.
Kata orang biasa menyebutnya, bekerja dari hobi yang dibayar. Sebab kebanyakan orang menyebut sebagai hobi. Padahal passion itu adalah sesuatu yang kita sukai dan kita menikmati ketika menjalani.
Bersyukurnya aku mulai menemukan itu. Kata Bang Rene proses menemukan passion itu memang perjalanan yang panjang. Bahkan bisa jadi ada orang yang sampai di dewasa tak tahu apa passionnya.
Sekali lagi, berkah dibalik musibah pandemi mengantarkanku menyadari apa yang menjadi passionku itu. Ketika aku menulis atau mendesain rasanya hatiku selalu bahagia. Sebanyak apapun pekerjaan menulis dan mendesain selalu membuatku bersemangat.
Luarbiasa bukan kekuatan passion? Tapi jika Sobat Hamim belum menemukan pekerjaan atau berkarir sesuai passion jangan berkecil hati ya. Belajarlah menikmati prosesnya.
If you still don't know what you enjoy the most then be enthusiastic about anything thay you do be enthusiastuc about your own careed and life. Worry less do more! -Rene Suhardono, Your Job Is Not Your Career.
Dan sejak memutuskan meniti karir dari menekuni passion ini. Aku selalu membuat target belajar yang lebih terukur. Aku bersyukur atas keberanianku melawan rasa minder yang sempat menghantuiku.
Kan sudah jadi ibu, kok masih belajar ini itu yang tidak ada kaitannya dengan parenting? Dan segudang pernyataan over thinking tentang perasaan bersalah kenapa baru belajar sekarang?
Alhamdulillah, semua ternyata hanya ilusi dari otakku yang sebenarnya tak pernah terjadi ketika kujalani dengan bahagia.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan meraih mimpi di usia yang tak lagi muda.
My Dream is My Career, Terwujud bersama Internetnya Indonesia
Lagi-lagi, proses menemukan passion hingga keputusan meniti karier di dunia tulis dan desain ini berawal dari dipasangnya jaringan internet di rumah.
Jika tidak ada support internet yang mendukung seperti layanan IndiHome mungkin aku bakalan mager alias males gerak. Dan bagaimana aku bisa berkembang apalagi aktivitas di luar rumah semakin dibatasi dalam rangka mencegah penularan bukan?
Ah, tampaknya aku perlu banyak berterima kasih kepada suamiku yang secara tidak langsung berperan dalam prosesku menemukan passion.
Dan sekali lagi, ini tentang mindset bertumbuh, mau belajar, dan memanfaatkan internet semaksimal yang kita bisa.
Dua pencapaian yang membuatku merasa berdaya sebagai seorang ibu rumah tangga adalah:
Pertama, saat aku berani memproklamirkan diri sebagai seorang momblogger di bulan Agustus 2021. Ketika itu aku berhasil menyelesaikan kelas ngeblog dari nol bersama blogspedia coaching 2.
Kelas yang full dilakukan selama tiga bulan secara online ini menjadi pembuka bagiku membuka karier sebagai freelancer blogger. Hingga detik ini, alhamdulillah aku masih mendapatkan penghasilan dari ngeblog.
Tapi memang proses menjadi blogger level up itu tak mudah. Kita harus siap belajar terus. Dan bahagia yang tak terkira, akses informasi melalui internet membuatku tetap bisa mengasah kemampuan menulisku serta kompetensiku di dunia blogging.
Tentunya dengan dukungan internet yang super dari IndiHome inilah aku bisa terus meningkatkan ilmu, wawasan, dan skillku. Happy banget deh!
Aku jadi teringat curhatan yang lebih terdengar sebagai keluhan dari seorang teman yang kuceritakan di atas. Tentang tidak seimbangnya fasilitas dengan kemauan belajar sumber daya manusianya tentu kehadiran internet kurang terasa manfaatnya.
Padahal sejatinya, lahirnya teknologi dan jangkauan internet yang bisa masuk ke pelosok dalam rangka memudahkan pekerjaan-pekerjaan manusia.
Nah, jadi dilematis juga ya!
Kedua, pencapaian yang tak pernah aku sangka di akhir tahun 2021. Kebiasaanku mengulik Canva sebenarnya hanya iseng dan suka-suka saja. Aku bahagia jika bisa membantu banyak orang dengan keahlianku.
Misal, aku bisa desain poster, desain infografis, ataupun desain untuk postingan di media sosial. Biasanya aku happy saja mengerjakannya. Namun siapa sangka, jika kebiasaan ini mengantarkanku secara tidak langsung sedang membangun portofolio untuk diriku di masa depan.
Dan inilah pencapaian yang luarbiasa di tahun 2021 lalu, lolosnya aku sebagai canva creator dari Indonesia bermodal hasil karya di akun instagram.
Tak berhenti di situ, di tahun 2022 melalui portofolio yang sama aku berhasil menjadi salah satu kandidat yang lolos sebagai freelancer salah satu agency digital marketing yang menggunakan jasa desainku menggunakan Canva.
Dan aku tak menyangka, jika bisa berpenghasilan dengan gaji dollar melalui desain ini. Masya Allah.
Hal ini tentu karena support internet yang handal pilihan suamiku.
Aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan baik menggunakan jaringan internet IndiHome. IndiHome memang internetnya Indonesia yang bisa diandalkan deh! Top-lah!
Semoga semakin banyak orang yang terbuka kesempatannya meniti karier dengan kemudahan akses internet saat ini. Aamiin.
Harapan dan Doa untuk Indonesia di Era Digital
“Melalui program ini (program pelatihan keterampilan usaha dan pendidikan masyarakat, “IndiHome untuk Indonesia” ), IndiHome mengajak masyarakat pedesaan untuk mewujudkan Indonesia maju.
Seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda harus bersifat produktif, inovatif dan mampu menyediakan lapangan pekerjaan. Kita harus bersama-sama membangun daerah melalui pendidikan, keterampilan dan berwirausaha.” tutur Rhenald Kasali selaku Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (persero) Tbk mengatakan di Desa Wukirsari, Bantul, Yogyakarta.
Aku senang sekali ketika menemukan sebuah program yang concern dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti yang telah dilakukan IndiHome bahkan sebelum pandemi.
Aku merasa inilah langkah nyata yang perlu dilakukan oleh banyak instansi maupun stake holder yang terkait. Dengan semakin cepatnya tranformasi digital yang terjadi ketika pandemi perlu kiranya diimbangi dengan kapasitas SDM yang juga mumpumi untuk skill berinternet.
Literasi digital yang tampaknya belum merata masih menjadi PR besar negeri ini. Namun sebuah angin segar bagi Indonesia di 5-10 tahun mendatang melalui bonus demografinya adalah generasi digital native.
Bonus Demografi sendiri yaitu, suatu kondisi di mana jumlah penduduk produktif atau angkatan kerja (usia 15 – 64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk yang tidak produktif (di bawah 5 tahun dan di atas 64 tahun).
Ini bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk terus maju bersama generasi mudanya. Sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi dalam upacara peringatan hari sumpah pemuda di Palangkaraya, Jumat (28/10).
Wah luarbiasa bukan Indonesia di masa mendatang. Dengan catatan, jumlah yang besar atas usia produktif ini harus diimbangi dengan kualitas yang baik. Semoga Indonesia siap menghadapi bonus demografi yang merupakan anugerah bagi negeri ini.
Aku senang sekali ketika menemukan sebuah program yang concern dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti yang telah dilakukan IndiHome bahkan sebelum pandemi.
Aku merasa inilah langkah nyata yang perlu dilakukan oleh banyak instansi maupun stake holder yang terkait. Dengan semakin cepatnya tranformasi digital yang terjadi ketika pandemi perlu kiranya diimbangi dengan kapasitas SDM yang juga mumpumi untuk skill berinternet.
Literasi digital yang tampaknya belum merata masih menjadi PR besar negeri ini. Namun sebuah angin segar bagi Indonesia di 5-10 tahun mendatang melalui bonus demografinya adalah generasi digital native.
Bonus Demografi sendiri yaitu, suatu kondisi di mana jumlah penduduk produktif atau angkatan kerja (usia 15 – 64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk yang tidak produktif (di bawah 5 tahun dan di atas 64 tahun).
Ini bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk terus maju bersama generasi mudanya. Sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi dalam upacara peringatan hari sumpah pemuda di Palangkaraya, Jumat (28/10).
"Bonus demografi menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi menjadi negara maju sejajar dengan negara-negara besar lainnya. “Di depan mata kita ada MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya Pemuda Indonesia membangun visi yang besar menatap dunia."
Wah luarbiasa bukan Indonesia di masa mendatang. Dengan catatan, jumlah yang besar atas usia produktif ini harus diimbangi dengan kualitas yang baik. Semoga Indonesia siap menghadapi bonus demografi yang merupakan anugerah bagi negeri ini.
Hal ini selaras dengan salah satu cuplikan di buku karya Burhan yang menyebutkan
"Jumlah penduduk yang besar memang merupakan potensi pembangunan yang besar, tapi juga harus disadari bahwa hanya dengan jumlah yang besar saja, bukanlah jaminan bagi berhasilnya pembangunan.
Peningkatan penduduk yang besar tanpa adanya peningkatan kesejahteraan justru dapat merupakan bencana. Dapat menimbulkan gangguan terhadap program-program pembangunan yang sedang kita laksanakan bersama, dan dapat pula menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi generasi-generasi yang akan datang” (Burhan, 2017:8)
Dan kita semua perlu mengambil peran sesuai porsi kita untuk mewujudkan dampak positif dari hadirnya bonus demografi di masa mendatang untuk Indonesia.
Termasuk apa yang aku lakukan saat ini, mewujudkan impian bersama internetnya Indonesia adalah peran kecilku untuk menjadi bagian dari perwujudan Indonesia maju di era digital melalui ekonomi kreatif yang sedang aku lakukan.
Apakah Sobat Hamim siap mewujudkan mimpi bersama internetnya Indonesia juga?
Sumber:
https://indihome.co.id/news/kini-indihome-hadir-di-pulau-rote
Suhardono, Rene. 2011. Buku Job is not Your Career. Tangerang. Literati, imprint dari Penerbit Lentera Hati.
https://indihome.co.id/event/langkah-nyata-indihome-untuk-indonesia-maju
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/bonus-demografi-peluang-indonesia-percepat-pembangunan-ekonomi/
Burhan, Lalu, 2017. Buku Sumber Pendidikan Kependudukan. Yogyakarta: Deepublish
Dan kita semua perlu mengambil peran sesuai porsi kita untuk mewujudkan dampak positif dari hadirnya bonus demografi di masa mendatang untuk Indonesia.
Termasuk apa yang aku lakukan saat ini, mewujudkan impian bersama internetnya Indonesia adalah peran kecilku untuk menjadi bagian dari perwujudan Indonesia maju di era digital melalui ekonomi kreatif yang sedang aku lakukan.
Apakah Sobat Hamim siap mewujudkan mimpi bersama internetnya Indonesia juga?
Sumber:
https://indihome.co.id/news/kini-indihome-hadir-di-pulau-rote
Suhardono, Rene. 2011. Buku Job is not Your Career. Tangerang. Literati, imprint dari Penerbit Lentera Hati.
https://indihome.co.id/event/langkah-nyata-indihome-untuk-indonesia-maju
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/bonus-demografi-peluang-indonesia-percepat-pembangunan-ekonomi/
Burhan, Lalu, 2017. Buku Sumber Pendidikan Kependudukan. Yogyakarta: Deepublish
Rahmawati, Zeni.2018. Diary Sang Pemimpi. NEA Publishing.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-literasi-digital/
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220104195933-37-304610/intip-upaya-indihome-manjakan-pelanggan-sepanjang-2021/amp
Mimpi Mba Hamim banyak sekali diwujudkan dan semua itu dirasakan setelah mendapat manfaat tak terbatas dari layanan internetnya Indonesia ya . . .
BalasHapusAlhamdulillah iya kak.. gak nyangka. Awalnya ragu ternyata setelah memulai langkah pertama pintu2 banyak yang terbuka masya allah
HapusBermimpilah. Tapi jangan lupa bangun dan berusaha untuk mewujudkan impian itu.
BalasHapusSekarang sudah jamannya internet. Jadi usaha mewujudkan mimpi jadi lebih mudah.
Betul. Tinggal mau berusaha untuk mewujudukannya apa gak.
HapusSaya pun mengaku dengan adanya internet masuk desa, saya yang tinggal di pelosok bisa bersaing dengan blogger ibukota. Alhamdulillah saya tetap punya penghasilan dari blog, meski sudah tidak bekerja lagi...
BalasHapuspencapaian yang luar biasa untuk sampai di titik sebagai mom blogger yang terus berusaha menambah skill ya mbak
BalasHapussekarang udah zamannya serba online ya, kursus udah bisa melalui online. praktis banget
Berkat internet semuanya jadi mudah ya mbak. Bekerja tak melulu di kantor. Internet memudahkan kita khususnya ibu rumah tangga bisa bekerja dari rumah sembari mendampingi tumbuh kembang anak. Jadi saatnya kita go digital jangan pasrah karena keadaan, karena semakin kita mengikuti perkembangan jaman, kita pun semakin selangkah lebih maju.
BalasHapusWaah keren sekali ya Mbak Hamim bisa menjadi canva creator Indonesia. Bergaji dollar pula sekarang dari desain. Pasti peranan IndiHome besar sekali ya mbak
BalasHapusinternet memang mengubah segala kebiasaan hidup kita ya. aku sendiri juga ngerasa banget manfaat internet saat ini bikin lebih mudah buat pekerjaan dan belajar jarak jauh.
BalasHapusJadi inget bulekku. Awalnya pasang internet di rumah yang entahlah pakai jaringan apa. Eh ternyata internetnya sering lola nggak jelas. Trus sekarang pakai IndiHome. Seneng, katanya lancar kalau internetan sekarang ini. Makanya pas baca cara memilih provider di sini, itu semua memang bener banget!
BalasHapusSeneng ya mba kalau bisa melakukan hobby dan passion tapi dapet cuan hahahaha. Ngga papa sih menurutku meski terlambat, emak2 juga bisa terus merajut mimpi. Apalagi sekarang semua bisa dilakukan cukup dari rumah.
BalasHapusMasya Allah tabarakallah keren maak 👌 iriii akuu iriii yg positif yaa pastinya. Semoga nular nular, berawal.dari hobby menjadi cuan.
BalasHapusDengan adanya internet masuk rumah dunia menjadi tanpa batas ya mak, bisa apa.saja belajar apa daja dari rumah.
Hobbi yang positif dampaknya juga positif ke diri sendiri, apalagi untuk lingkungan sekitar.
BalasHapusUdah gitu asiknya dengan pemanfaatan internet juga, jadilah bisa makin semangat untuk hasilkan karya terbaik
Setuju mbak
BalasHapusInternet memberikan banyak kemudahan dan peluang
Tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan dengan baik ya mbak
Ntaps kali mbaa, sejarah internetnya kayaknya kita ngikutin yaah eh maksudnya ngalamin karena aku ngerasa itu muncul di era 90an dan udah ada ponsel waktu itu tapi internet masih jaraaaaang banget, baru di tahun 2000an banyak warnet bermunculan
BalasHapusIndiHome emang keren yak, menjangkau sampai pelosok. Mengingat manfaat internet tuh banyak bgt, kehadiran IndiHome emang beneran ngebantu.
BalasHapusSiap donk, aku juga mewujudkan mimpi bersama IndiHome, Alhamdulillah sejauh ini aku bisa bekerja dan berkarya meskipun di rumah saja.
BalasHapusPenawaran bandwidth indihome nya menarik sekali nih. Selama ini karena masih sering pindah-pindah jadi belum pakai internet fiber optik. Resiko nya speed jadi kurang stabil.
BalasHapusDari hobby bisa dapat cuan, pasti seneng banget ya. Jadi berasa kerja sambil main-main karena cari cuannya sesuai passion
BalasHapusLuar biasa kak Hamim.
BalasHapusSeorang blogger yang sangat berdedikasi di dunia literasi, karena tulisannya selalu menginspirasi. Gak pernah "hanya sekedar" tapi selalu membahas lebih dalam dari sebuah masalah.
Ini yang membuat blog kak Hamim keren banget.
Karena risetnya dalem menggunakan jaringan internet yang cepat dan mampu memenuhi semua kebutuhan browsing kak Hamim dan keluarga.
Sukses selalu untuk karya-karyanya yaa..
Berkat internet tak ada mimpi yang tak bisa diwujudkan, IndiHome membuatnya terasa mudah
BalasHapusMasyaallaaah, Mbak. Emang internet sekarang jadi kebutuhan pokok selain sandang pangan papan. Dan IndiHome menjadi andalan keluarga Indonesia untuk membuat Indonesia bisa maju bareng-bareng ya Mbak. Keren!
BalasHapus