Konten [Tampil]
Perlukah? Bisa jadi. Semua bergantung bagaimana dinamika dalam sebuah keluarga. Bagaimana menemukan potensi untuk tidak sekadar menyalahkan diri.
Yuks simak ulasannya di bawah ini!
"Aku gak mau sama Ayah, maunya sama Bunda!", teriak putri keduaku.
"Gak mau! Aku mau makan sama Bunda!", rengekan lain dari putri sulungku.
Dan berakhir dengan tangisan, teriakan dari kedua putriku yang kadang tak mau saling mengalah memperebutkan bunda. Tak jarang aku pun ikut meninggikan suara untuk meredakan pertengkaran keduanya. Meski seringkali berakhir penyesalan.
Yups, itulah warna warni petualangan mengasuhku di tahun 2022 yang lalu. Sedihnya, hal ini juga dipicu oleh porsiku menjalankan multiperan yang melelahkan.
Aku merasa ada yang kurang tepat kami lakukan selama menjalani peran sebagai orang tua di tahun 2022. Hal ini membuatku ingin membuat catatan parenting tahun 2022 sebagai refleksi diri.
Khususnya untuk bab menguatkan peran ayah. Salah satu poin parenting yang terlewatkan olehku sejak memutuskan resign dari kerja. Nah, di kesempatan kali ini kami akan melibatkan supporting system andalan kami, yaitu paket internet cepat IndiHome dari Telkom Indonesia.
Ehm, apa hubungannya IndiHome dengan menguatkan peran ayah? Yups, Sobat Hamim baca ceritaku selanjutnya yuks! Semoga tipsnya bermanfaat ya untuk pola asuh yang lebih baik bagi anak kita.
Di akhir tahun 2019, langkah cerdas yang dipilih oleh suamiku untuk memasang jaringan wifi IndiHome di rumah. Hal ini merupakan langkah awal bagiku menekuni hobi dalam dunia tulis menulis dan design grafis.
"Gak mau! Aku mau makan sama Bunda!", rengekan lain dari putri sulungku.
Dan berakhir dengan tangisan, teriakan dari kedua putriku yang kadang tak mau saling mengalah memperebutkan bunda. Tak jarang aku pun ikut meninggikan suara untuk meredakan pertengkaran keduanya. Meski seringkali berakhir penyesalan.
Yups, itulah warna warni petualangan mengasuhku di tahun 2022 yang lalu. Sedihnya, hal ini juga dipicu oleh porsiku menjalankan multiperan yang melelahkan.
Aku merasa ada yang kurang tepat kami lakukan selama menjalani peran sebagai orang tua di tahun 2022. Hal ini membuatku ingin membuat catatan parenting tahun 2022 sebagai refleksi diri.
Khususnya untuk bab menguatkan peran ayah. Salah satu poin parenting yang terlewatkan olehku sejak memutuskan resign dari kerja. Nah, di kesempatan kali ini kami akan melibatkan supporting system andalan kami, yaitu paket internet cepat IndiHome dari Telkom Indonesia.
Ehm, apa hubungannya IndiHome dengan menguatkan peran ayah? Yups, Sobat Hamim baca ceritaku selanjutnya yuks! Semoga tipsnya bermanfaat ya untuk pola asuh yang lebih baik bagi anak kita.
Menapaki Dunia Freelancer bersama IndiHome Andalanku
Merajut impian bersama internetnya Indonesia adalah judul artikel yang mengantarkanku ke ibu kota. Tulisan yang berisi curhatanku ini memang fakta tertulis bagaimana aku menapaki karir sebagai freelancer.Di akhir tahun 2019, langkah cerdas yang dipilih oleh suamiku untuk memasang jaringan wifi IndiHome di rumah. Hal ini merupakan langkah awal bagiku menekuni hobi dalam dunia tulis menulis dan design grafis.
Alih-alih untuk kebutuhan kerja suami dibidang IT yang membutuhkan akses internet yang mumpuni. Ternyata, paket internet cepat dari IndiHome pilihan suami juga mengcover kebutuhanku mengasah skill melalui hobi menulis dan desainku.
Kabar baiknya, hobi yang ditekuni ini menjadi salah satu sumber penghasilan di keluarga kami. Aku bersyukur sekali dengan supporting system andalan kami yakni IndiHome dengan paket internet cepat yang handal.
Terhitung hampir 4 tahun kami menjadi pelanggan setia produk Telkom Indonesia ini. Berlogo icon rumah berwarna merah, IndiHome memang layak diacungi jempol. Aktivitas bekerja, belajar, hiburan, dan hal-hal lain di rumah yang menggunakan internet berasa jalan tol, bebas hambatan.
Paket internet cepat yang kami pilih sangat mendukung aktivitasku sebagai freelancer di dunia ekonomi kreatif. Sebagai desain grafis dengan Canva, aku butuh akses internet yang cepat. Hal ini terjawab oleh layanan IndiHome yang kami pakai.
Padahal nih ya Sobat Hamim, suamiku juga kerjanya di bidang IT sepanjang hari selama work form home semasa pandemi lalu. Jelaslah, jaringan internet adalah kebutuhan sehari-hari kami. Alhamdulillah, bahkan ketika kami pindah rumahpun, pilihan jaringan wifi di rumah pakainya IndiHome.
Mau tahu alasannya? Yuks simak di bawah ini!
Kabar baiknya, hobi yang ditekuni ini menjadi salah satu sumber penghasilan di keluarga kami. Aku bersyukur sekali dengan supporting system andalan kami yakni IndiHome dengan paket internet cepat yang handal.
Terhitung hampir 4 tahun kami menjadi pelanggan setia produk Telkom Indonesia ini. Berlogo icon rumah berwarna merah, IndiHome memang layak diacungi jempol. Aktivitas bekerja, belajar, hiburan, dan hal-hal lain di rumah yang menggunakan internet berasa jalan tol, bebas hambatan.
Paket internet cepat yang kami pilih sangat mendukung aktivitasku sebagai freelancer di dunia ekonomi kreatif. Sebagai desain grafis dengan Canva, aku butuh akses internet yang cepat. Hal ini terjawab oleh layanan IndiHome yang kami pakai.
Padahal nih ya Sobat Hamim, suamiku juga kerjanya di bidang IT sepanjang hari selama work form home semasa pandemi lalu. Jelaslah, jaringan internet adalah kebutuhan sehari-hari kami. Alhamdulillah, bahkan ketika kami pindah rumahpun, pilihan jaringan wifi di rumah pakainya IndiHome.
Mau tahu alasannya? Yuks simak di bawah ini!
Sayangnya, dibalik kesuksesanku menjalani karir sebagai freelancer dan mendulang dolar ini, ada catatan yang perlu menjadi bahan pertimbangan bagi kami sebagai orang tua.
Kami menyadari jika di tahun 2022, kesibukan yang bertambah membuat aku dan suamiku sedikit melewatkan hal penting yakni pola asuh terhadap anak-anak. Sejujurnya, di tengah euforia sebagai freelancer menjadi beban tersendiri bagiku.
Sebab aku harus menambah waktu untuk bekerja. Secara tidak langsung waktu bersama anak-anakpun berkurang. Hal ini tentu berdampak pada perkembangan mereka. Khususnya perilaku yang tak jarang membuatku geram.
Ah, aku rasa ini bukan kesalahan mereka akan tetapi kelemahanku menjalankan pola asuh selama ini. Dan aku mencoba mereflkesikan diri. Kucoba merenungkan, ada beberapa catatan kekurangan kami menjalankan pola parenting di tahun 2022 lalu.
Yuks Sobat Hamim, belajar dari kekurangan kami. Semoga bisa menjadi bekal pula untuk semua.
Dan setelah coba aku renungkan, aku membuat beberapa akar munculnya perilaku anak-anak dan sikapku adalah sebagai berikut:
Rupanya menjalani peran-peran tersebut dalam satu raga sangat menguras energi. Apalagi jika ada tugas kerjaan, tugas kuliah, dan tugas domestik secara bersamaan. Sungguh melelahkan!
Dan kesibukan ini semakin komplit dengan waktu suami bersama anak yang semakin singkat semenjak perannya yang bertambah di kantor. Berakibat pada bertambah pula peranku untuk membersamai waktu bersama anak-anak. Akibatnya, rasa lelah yang bertambah ini membuatku semakin payah dan mudah tersulut emosi.
Ah, aku rasa ini bukan kesalahan mereka akan tetapi kelemahanku menjalankan pola asuh selama ini. Dan aku mencoba mereflkesikan diri. Kucoba merenungkan, ada beberapa catatan kekurangan kami menjalankan pola parenting di tahun 2022 lalu.
Yuks Sobat Hamim, belajar dari kekurangan kami. Semoga bisa menjadi bekal pula untuk semua.
Catatan Parenting 2022, Belajar dari Kekurangan!
Perilaku membangkang, cari perhatian berlebihan, tidak santun, berteriak, hanya mau melakukan apapun dengan bunda adalah sederetan tingkah laku anak-anak yang membuat kami geram. Akupun cenderung kurang sabar menghadapi tingkah mereka. Akibatnya, aku mudah marah, emosi, dan tertekan. Yups menyedihkan bukan!Dan setelah coba aku renungkan, aku membuat beberapa akar munculnya perilaku anak-anak dan sikapku adalah sebagai berikut:
1. Menjalankan multiperan yang melelahkan
Aku menyadari jika di tahun 2022 adalah tahun yang sibuk. Bagaimana tidak? Sebab di tahun genap ini adalah awal aku menapaki karir sebagai freelancer, mahasiswa, serta gabung sebagai komunitas.Rupanya menjalani peran-peran tersebut dalam satu raga sangat menguras energi. Apalagi jika ada tugas kerjaan, tugas kuliah, dan tugas domestik secara bersamaan. Sungguh melelahkan!
Dan kesibukan ini semakin komplit dengan waktu suami bersama anak yang semakin singkat semenjak perannya yang bertambah di kantor. Berakibat pada bertambah pula peranku untuk membersamai waktu bersama anak-anak. Akibatnya, rasa lelah yang bertambah ini membuatku semakin payah dan mudah tersulut emosi.
Ah, menyedihkan sekali bukan! Jadi, penting untuk mengukur kapasitas diri. Tips dari aku adalah membuat prioritas atas peran yang kita pilih. Coba saja jika aku seperti paket internet cepat IndiHome, akses apapun melalui internet gak ada matinya. Huft! Mau ngezoom berkali-kali, ngedesain seharian, browsing apapun nyaris tak ada hambatan.
Tapi aku hanya manusia biasa bukan?
Ada waktu bermain yang longgar, kebersamaan yang terjadwal, bahkan ada agenda belajar yang terencana untuk putri pertama kami. Porsi kebersamaanku dengan si kakak–panggilan si anak pertama– menjadi sangat besar. Bahkan aku memanfaatkan kelas online Cakrawala untuk kakak. Yangmana gurunya adalah orang tua di rumah.
2. Waktu luang yang melenakan
Yups, sejak memutuskan resign dari kerjaan di tahun 2019. Waktu untuk membersamai buah hati sangat lapang. Aku menjalankan peran sebagai ibu dengan satu putri dengan maksimal.Ada waktu bermain yang longgar, kebersamaan yang terjadwal, bahkan ada agenda belajar yang terencana untuk putri pertama kami. Porsi kebersamaanku dengan si kakak–panggilan si anak pertama– menjadi sangat besar. Bahkan aku memanfaatkan kelas online Cakrawala untuk kakak. Yangmana gurunya adalah orang tua di rumah.
Bisa dibayangkan bagaimana kebersamaanku mendampingi kakak ketika mengikuti kelas onilne ini. Dan ini kali pertama kakak kenal wifi di rumah. "Bunda pakai IndiHome," celoteh anakku yang berusia 3,5 tahun kala itu.
Nah, hal inilah yang kemudian terbawa olehku hingga kini. Aku merasa masih memiliki waktu luang yang banyak dengan putriku. Seharusnya, aku mencoba memahami kondisiku sebagai freelancer dan segudang aktivitas lainnya.
Tindakan menunda satu aktivitas, bisa berdampak pada tertundanya aktivitas-aktivitas yang lain. "Ah, ntar aja deh aku kerjain." Kalimat yang bisa berefek domino di kondisiku saat ini. Hal ini berdampak pula terhadap pola asuhku selama ini.Belajar dari hal ini, aku mulai melakukan lagi agenda-agenda secara terencana. Dan bersegera untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus dituntaskan.
3. Manajemen waktu yang acak adut
Yups! Poin ketiga ini sangat berkaitan erat dengan poin sebelumnya ya Sobat Hamim. Aku menyadari jika manajemen waktuku tidak cukup baik.Bahkan to do list yang aku buat tak jarang belum bisa tereksekusi dengan baik. Rupanya, hal ini dikarenakan adanya sikap kurang profesional yang aku lakukan.
Profesional dalam hal apa? Menjalankan peran. Seharusnya aku bisa membuat skala prioritas untuk aktivitas-aktivitas manakah yang penting dan mendesak.
4. Pola asuh yang tidak selaras
Tahukah Sobat Hamim tentang pengasuhan permisif?Pola asuh permisif merupakan pola asuh dimana orang tua memberikan kebebasan penuh kepada anak. Ciri dari pola asuh permisif yaitu, orang tua bersikap longgar, tidak terlalu memberi bimbingan dan kontrol, perhatian kurang dan kendali anak sepenuhnya terdapat pada anak itu sendiri.
Pola asuh permisif cenderung memberi kebebasan terhadap anak untuk berbuat apa saja ternyata sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak (Mendidik anak dengan Al quran sejak Janin, 2011)Yups, pola asuh antara aku dan suami memang agak berbeda tahun lalu. Dan hal ini membuat anak-anak merasa diperlakukan berbeda ketika bersama bunda dan ayah. Rupanya hal ini membuat anak-anak kebingungan dengan pola asuh ini.
Kejanggalan ini diakibatkan kurangnya komunikasi antara kami. Inilah di tahun 2023, aku dan suami sepakat untuk memulai lagi aktivitas pillow talk seperti awal kami menikah sebagai sarana komunikasi dan membangun bonding diantara kami.
5. Peran Ayah yang kurang optimal
Alasan terakhir ini adalah akar masalah yang membuatku merasa terbebani. Hal ini rupanya dirasakan anak-anak, mereka menjadi tidak dekat dengan ayahnya.Malasah ini terjadi pada kami karena kurangnya komunikasi dan kesibukan yang menghabiskan waktu. Sehingga quality time antara kami kurang terbangun.
Belajar dari kekurangan ini, aku dan suami sepakat untuk menguatkan kembali masing-masing peran kami. Dan alhamdulillah, aku bersyukur atas kemauan suamiku untuk menjadi ayah yang lebih baik.
Nah, bagaimanakah caranya menguatkan peran ayah?
Menguatkan Peran Ayah, Resolusi Parenting 2023
Taraa, aku berharap resolusi parenting 2023 yang aku usahakan ini juga bisa diaplikasikan oleh Sobat Hamim.Ayah memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. Di era digital seperti saat ini, peran orang tua jauh lebih besar dalam hal memberi keteladanan.
Yoi, aku akan sampaikan juga tentang bersama IndoHome dalam menguatkan peran ayah yang aku lakukan di rumah. Dengan memanfaatkan paket internet cepat yang disediakan oleh produk Telkom Indonesia ini, aku menemukan potensi dalam diri ayah dari anak-anakku. Apa sajakah itu?
1. Komunikasi adalah kunci
Sebagaimana yang aku sampaikan di atas ya Sobat Hamim, bahwa dua poin akar masalah dari parenting yang perlu aku perbaiki di tahun 2022 adalah komunikasi. Kini, aku menghidupkan lagi diskusi ringan bersama pasangan. Termasuk sharing seputar parenting dengan suami. Sehingga hal ini bisa menyelaraskan antara pola asuh kami.
2. Kebersamaan adalah momen berharga yang berkesan
Yups!
Sebisa mungkin aku membangun kebersamaan sebagai waktu yang berkualitas. Trik dariku adalah banyak melibatkan suami untuk membersamai anak di waktu-waktu tertentu.
Misal, membacakan buku, bermain bersama di akhir pekan, dan aktivitas yang lainnya. Poinnya, tidak mengambil peran pola asuh sendiri. Melainkan tetap melibatkan pasangan sesibuk apapun dia.
Kuncinya di poin kesatu, komunikasi.
3. Optimasi potensi yang dimiliki
Nah, poin ketiga ini baru aku sadari ketika putri sulungku mengikuti kelas trial coding. Uniknya, suamiku ternyata bisa menjadi tutor coding bagi anaknya.Yups, seharusnya ini adalah potensi. Modal untuk bisa membangun kedekatan antara ayah dengan anak dengan mengoptimalkan potensinya. Apalagi adanya dukungan internet paket cepat yang ada di rumah kami. Seharusnya aku bisa memaksimalkan potensi yang kami punya.
4. Beri ruang untuk mencoba
Masih nyambung nih Sobat Hamim dengan poin ke-3. Sebenarnya, adanya paket internet cepat dari IndiHome di rumah kami bisa dijadikan satana untuk memberi ruang kepada suami.Selama ini alasan suami tidak dekat anak karena merasa tidak nyambung dengan dunia anak-anak. Dia sering menggunakan youtube sebagai pengalihan membersamai anak-anak.
Akibatnya, akupun berkali-kali mengingatkan dia berkaitan screen time anak. Akhirnya, aku mencoba untuk bersikap positif untuk kondisi suami yang lebih dekat dengan internet.
Rupanya, dia berinisiatif untuk menginstal game-game edukatif dan bermain bersama anak-anak. Alhamdulillah, setidaknya ada usaha baik dengan sungguh-sungguh yang suami lakukan menjalankan perannya. Selain itu, kini ayah juga mulai mengupayakan untuk mengajak anak-anak sholat berjamaah meski tidak selalu berhasil hehehe.
5. Hargai setiap usaha menjalankan peran sebagai ayah
Setiap orang pada dasarnya suka dengan apresiasi. Begitu pula dengan suami kita ketika berusaha menjalankan perannya. Tugas kita sebagai pasangan adalah mengapresiasi.Hargai setiap usaha dan pencapaian kecil yang dilakukan oleh suami ketika berusaha untuk belajar menjalankan perannya. Termasuk tidak mudah mengkritik atas kesalahan yang sengaja ataupun tidak sengaja dia lakukan.
Tegurlah dengan cara yang baik. Perlu Sobat Hamim pahami bahwa ego seorang lelaki itu tinggi. Itulah suami kita.
Aku pun masih terus belajar menjadi istri dan ibu yang baik. Adanya paket internet cepat dari IndiHome sangat membantuku belajar parenting selama ini, melalui webinar, e-book, situs online yang membahas tentang parenting.
Anak adalah Produk Pola Asuh Orang Tua, Bersinergilah Ayah Bunda!
Karakter itu terbentuk dari apa yang biasa mereka lakukan secara berulang"Sejatinya, anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar. Dan pola asuh orang tua memiliki peran besar di dalamnya. Alih-alih hanya mengikuti apa yang orang tua lakukan, sebenarnya semua yang mereka lihat, dengar, rasakan akan menjadi pengalaman yang melekat dan membentuk sikap serta perilaku mereka di masa depan.
Nah, penting bagi kita sebagai orang tua untuk bisa menjalankan peran dengan seimbang. Manfaatkan akses paket internet cepat yang Sobat Hamim pakai seperti yang kami lakukan. Satu lagi, dekatnya dunia digital dengan kehidupan sehari-hari kita maka bijaklah dalam menggunakan gadget dan internet.
Misal, jika kita memiliki atau berlangganan paket internet cepat di rumah maka fungsikan dengan bijak. Sebab bagaimana cara kita memanfaatkan internet akan dicontoh oleh anak-anak. Begitulah sejatinya pola asuh yang sebenarnya. Itupun yang sedang kami--aku dan suami--upayakan.
Aku bersyukur bisa belajar dari kekurangan ini. Internet yang telah menjadi kebutuhan setiap keluarga seharusnya bisa menjadi potensi yang baik untuk menjalankan peran sebagai orang tua.
Bagaimana dengan Sobat Hamim?
Aku bersyukur bisa belajar dari kekurangan ini. Internet yang telah menjadi kebutuhan setiap keluarga seharusnya bisa menjadi potensi yang baik untuk menjalankan peran sebagai orang tua.
Bagaimana dengan Sobat Hamim?
Yappp setuju bangettt mba
BalasHapusAyah Bunda kudu kerjasama dlm melakoni parenting.
Supaya visi kluarga tercapai
Thanks udah share ya mba
setuju sekali kak saat ini peran ayah dalam dunia parenting memang sangat penting sekali ya untuk dapat bersinergi dengan bunda di rumah dalam mengasuh anak
BalasHapusKeren Mbak Hamin. Menurut pakar parenting, anak-anak yang diperhatikan penuh oleh Ayah, akan bertumbuh lebih cerdas. So ... peran ayah memang yang terbaiklah. Saya setuju banget Mbak. Nah internet memang dibutuhkan banget pada masa ini. Terutama yang Long Distance Marriage, anak-anak harus tetap merasakan perhatian ayah meski melalui gawai.
BalasHapusMasyaa Allah banget ya mba peran ayah dalam dunia parenting dan nggak sekedar cari nafkah saja.
HapusSecara fisik, mungkin anak perempuan ada jarak dengan Ayahnya, tetapi secara psikis, alangkah indah hubungan antara Ayah dan anak-anaknya, terutama anak perempuan. Karena kedua anakku perempuan, aku jadi merasakan wajib sekali sosok Ayah ini selalu hadir di sela-sela kesibukannya.
BalasHapusDengan internet cepat, kita bisa menciptakan berbagai bonding yang dilakukan bersama keluarga.
Masyaa Allah, keren mba. Meskipun agak renggang tapi didekatkan lagi biar hubungan antar keluarga jd lebih harmonis. Salut sama mba dan suami yg saling bersinergi dalah hal tersebut.
BalasHapusMantapp mba Hamim tulisannya lengkap bangett. Aku sendiri juga percaya bahwa peran Ayah juga sangat penting untuk tumbuh kembang anak, jadi bukan hanya butuh peran ibu, harus ada sinergi
BalasHapusKeren, Kak. Semangat untuk para ayah yang sedang berjuang untuk bisa menjadi sosok ayah yang lebih baik lagi.
BalasHapusMenjadi Ibu rumah tangga memang harus punya kesabaran tingkat dewa ya, Mbak. Setiap hari menghadapi kebawelan anak-anak dan memahami ego suami. Tulisan di atas memberikan pencerahan untuk saya.
BalasHapusIndiHome memang ya bisa punya banyak peran bagi keluarga termasuk menguatkan peran ayah. Senang sekali kini internet yang telah menjadi kebutuhan setiap keluarga bisa jadi potensi yang baik untuk membantu kita menjalankan peran sebagai orang tua.
BalasHapussetuju nih, mba. Saat ini peran internet bisa untuk membantu kebutuhan keluarga untuk pengetahuan atau soft skill
HapusIya sih mba dalam keadaan lelah dengan berbagai peran yang dipegang emak emak cenderung menjadi stress yang jadi korban akhirnya anak-anak juga.
BalasHapusSetuju nih mba kalau peran Ayah itu justru sangat penting dalam pola asuh anak. Memang iya ibu itu madrasah anak2nya, tapi Ayah juga bertanggung jawab untuk mensukseskannya
BalasHapusBener banget ya mbak, dalam urusan mendidik anak, tidak hanya ibu yang berperan tapi juga ayah yang juga memiliki tanggung jawab tidak kalah pentingnya, karena dalam rumah tangga ayah dan ibu adalah partner dalam parenting.
HapusUntuk anak-anak, peran ayah dan ibu sama pentingnya apalagi anak yang bertumbuh dengan peran ayah sangat kuat memang memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik. Ayah dan ibu harus bekerja sama menguatkan peran masing-masing agar anak bisa memiliki kesempatan tumbuh kembang yang baik.
BalasHapusYang namanya parenting mesti berbarengan kerjasama antara ayah dan ibu penting sekali
BalasHapusOrangtua memiliki peran yang sama pentingnya
HapusKalau anaknya perempuan, di saat balita hingga usia sekolah dasar memang biasanya lebih memilih dekat dengan ibunya, mbak. Itu sudah lumrah walaupun ada juga anak perempuan yang nempel ke ayahnya. Alhamdulillah, suamimu sudah berkenan belajar dan makin bisa dekat dengan anak-anak yaa... Figur ayah yang penyayang dan selalu mendampingi akan melekat erat pada anak-anak perempuannya.
BalasHapusBuat aku sama suami yang sama-sama kerja di rumah, indihome membantu banget sih. Kalau soal parenting, karna sama-sama di rumah, ini jadi makin gampang tektokannya.
BalasHapusIndhiHome membantu banget banyak kegiatan kita di rumah ya mba, termasuk mendukung kegiatan ayah dengan anak di rumah
BalasHapusKalau suamiku juga karena kesibukan kerja, jarang punya waktu bareng anak. Nah di tengah itu dia berusaha membersamai anak misalnya ajak sholat magrib atau Isya ke mesjid, dan nonton film bersama.Tapi ya, kami masih mencari formula bagaimana ayah lebih punya waktu luang bareng anak.
BalasHapusJadi inget sama ungkapan, al umm madrasatul uula, wal abu mudiiruha, ayah juga kepala sekolahnya kalo emang ibu adalah madrasah pertamanya haha
BalasHapusInet itu seperti menyatukan keluarga, termasuk di antaranya us time antara anak dan ayah
BalasHapusLengkap banget ulasannya mba .. jadi inget tausiyahnya salah satu ustadz pemerhati parenting ayah, jangan sampai ayah hanya jadi ATM, anak dekat dengan ayah jika ada butuhnya. Dilemanya para ayah juga dituntut untuk bbekerja memenuhi kebutuhan keluarga, hingga kadang jarang punya waktu bersama anak, whatsapp grup keluarga salah satu cara kami merekatkan bonding, setidaknya anak tetap merasakan kehadiran ayah meski saat ayah tidak dirumah
BalasHapusPas banget baca artikel ini, tentang parenting. Memang dengan membaca artikel seperti ini harus lebih semangat untuk memperbaiki pola parenting.
BalasHapusKalau sudah menikah itu pasti kan ada konsekuensi yang harus diambil ya, Mbak Hamim. Kalau aku sendiri aku harus bahagia dan mau belajar setelah menikah, itu penting. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan memanfaatkan Paket Intenet Cepat donk. Sangat membantuku
Peran ayah memang sangat dibutuhkan dalam proses pengasuhan mbak. Bahkan dalam Alqur'an pun sudah dikisahkan betapa pentingnya kehadiran ayah terutama dalam membahas tentang keimanan pada anak-anaknya. Karena itu juga aku juga sering mendorong suami untuk terus belajar dan membersamai anak-anak.
BalasHapusSaya suka greget sendiri kalau anak apa-apa maunya sama saya. Padahal papanya nganggur dan saya lagi ngerjain ini itu, gitu. Hiks hiks. Mana lah sekarang jauhan sama suami, jadi anak saya ketemu weekend doang, peran ayah padahal nggak boleh sampai longgar. Untungnya sekarang udah dipermudah sama internet, yekaan. Tapi.. anak saya termasuk yang deket sama papanya, biarpun kalo apa-apa tetep maunya sama mamanya. Wkwk.
BalasHapusParenting yang baik memang harus dilakukan berdua ya, Mba Hamim. Peran ayah bukan sekadar pencari nafkah. Anak-anak saya pernah mengalami LDR dengan ayahnya jadi canggung kalau ketemu. Tapi alhamdulillah sekarang yang bungsu sudah lebih nyaman untuk cerita dan main bareng ayahnya.
BalasHapusyes setuju kak, peran ayah saat ini harus dikuatkan ya apalagi dengan anak-anak yang sudah demikian dekatnya dengan bundanya. untung banget sekarang ada indihome yang membuatnya lebih mudah ya kak
BalasHapusmemang peran ayah juga sangat penting ya, mbak dalam mendidik anak. aku juga kadang kesal kalau anak maunya sama aku terus padahal ada ayahnya di rumah. memang perlu usaha lebih ya biar anak bisa dekat dengan anak-anak
BalasHapusHihi iya nih, karena anak2 kan lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibunya, tapi justru di sini jadi tantangan ya buat para ayah untuk lebih membangun bonding lagi dengan anak2
HapusYa Allah jadi makin semangat menyemangati abu mereka untuk membersamai anak lebih berkualitas lagi
BalasHapusSuka sama tulisannya. Kita harus terbuka,belajar dan mencoba ya. Untuk pola asuh dengan ayah iji memang harus dilatih, apalagi manfaat ayah dekat anak itu banyak sekali ya.
BalasHapusKeluarga kami udah pakai Indiehome sejak pertama kali dirilis. Jangan sampai lupa memang kalau ayah juga berperan penting dalam parenting
BalasHapusKalau emak capek ya kadang jadi lupa tangki sabar nggak dibawa. Makanya perlu bapak untuk mendinginkan ya. Yang susah kalau lagi long distance. Memang internet jadi solusi paling gampil walau secara fisik nggak berdekatan
BalasHapusKarena pengasuhan anak bukan cuma tugas ibu ya, suami juga punya peran yang sangat penting karena itu emang perlu bersinergi untuk memberikan pola asuh yang tepat dan baik untuk anak. Syukurnya juga ada dukungan paket internet cepat dari IndiHome yang bisa membantu kita untuk mewujdukan resolusi parenting tahun ini
BalasHapusperan ayah ini memang jadi kekhawatiran ya akhir-akhir ini...dulu keterlibatan ayah dalam pengasuhan menjadi hal aneh Alhamdulillah sekarang sudah ada informasi dari mana-mana, apalagi ada IndiHome di rumah, kita pun sbg orangtua semakin banyak wadah untuk belajar
BalasHapusPeran seorang ayah adalah peran yang tak tergantikan. Semua bisa berjalan baik jika sang ayah mau berusaha menjalankan perannya. Apa lagi sekarang kemajuan teknologi sudah sangat mendukung. Misalnya saja dengan kehadiran Indihome ya.
BalasHapus